Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Bahan Baku Batik Semakin Cepat, Begini Siasat Perajin

Kenaikan harga terjadi sekitar 5-10 persen, di antaranya pada bahan malam maupun kain.
Kepala Museum Batik Akhmad Asror mengamati koleksi Batik Jlamprang di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2022). Menurut pihak museum, kain batik tulis bermotif Jlamprang khas Pekalongan itu merupakan salah satu aset kain batik berusia sekitar 1 abad yang dibuat sekitar tahun 1900 dan saat ini menjadi salah satu koleksi kain batik kuno di museum./Antara-Harviyan Perdana Putra.
Kepala Museum Batik Akhmad Asror mengamati koleksi Batik Jlamprang di Museum Batik Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2022). Menurut pihak museum, kain batik tulis bermotif Jlamprang khas Pekalongan itu merupakan salah satu aset kain batik berusia sekitar 1 abad yang dibuat sekitar tahun 1900 dan saat ini menjadi salah satu koleksi kain batik kuno di museum./Antara-Harviyan Perdana Putra.

Bisnis.com, SOLO - Pembatik di Kota Solo memilih lebih menonjolkan kreativitas untuk menyiasati kenaikan harga bahan baku yang terjadi sejak 1,5 tahun terakhir.

Seperti yang dilakukan oleh pemilik Batik Toeli Laweyan Muhammad Taufan Wicaksono di Solo, Minggu (27/3/2022), yang mengaku kenaikan harga bahan baku ini terjadi cukup cepat.

"Biasanya naik enam bulan sekali, ini naiknya tiga bulan sekali," katanya.

Ia mengatakan untuk kenaikan harga terjadi sekitar 5-10 persen, di antaranya pada bahan malam maupun kain.

"Tentu kalau ini naik terus maka akan mempengaruhi penjualan ke depannya. Tapi kan kami tidak serta-merta langsung menaikkan harga jual batik kepada konsumen," katanya.

Untuk menyiasatinya, ia memilih lebih kreatif dalam menuangkan desain batik sehingga diharapkan bisa mendongkrak penjualan.

"Seperti yang belum lama ini kami lakukan adalah kami membuat batik dengan desain Mandalika karena memanfaatkan momentum MotoGP Mandalika beberapa waktu lalu," katanya.

Ia berharap desain terbarunya dengan melibatkan pembatik tuna rungu bisa meningkatkan penjualan dan harga jual.

Perajin lain, Miyana mengatakan belum menaikkan harga jual batik meski harga bahan baku naik.

"Ini kan penjualan mulai bagus setelah pandemi, saya takut kalau harga naik malah penjualan anjlok lagi," katanya.

Untuk menyiasatinya, ia lebih memilih untuk lebih aktif melakukan penjualan dengan memanfaatkan grup di media sosial.

"Kalau penjualan bagus ya harapannya bisa untuk menutup kebutuhan bahan baku," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani mengatakan menyikapi kondisi tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Pemkot Surakarta adalah dengan menyelenggarakan Solo Textile Mart beberapa waktu lalu. Ia berharap penyelenggaraan tersebut menjadi ajang diskusi nasional untuk para pihak sumber daya industri tekstil.

"Harus ada kolaborasi dengan para pihak untuk mengembangkan budidaya kapas mandiri sebagai upaya memenuhi pasokan kapas untuk komoditas kain bagi pelaku industri batik dan turunannya," katanya.

Pihaknya juga berharap ke depan ada dukungan dari pemerintah pusat terkait kebijakan nasional dalam mendukung budidaya kapas secara mandiri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper