Bisnis.com, SEMARANG – Banjir rob yang terjadi di kawasan Tanjung Emas tidak mempengaruhi proses pembangunan proyek jalan Tol Semarang-Demak.
“Alhamdulillah tidak berdampak signifikan karena dampak terbesar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,” jelas Dedy Susanto General Manager Technical PT. PP Semarang-Demak, Senin (23/5/2022) malam.
Deddy menjelaskan bahwa proses pembangunan jalan tol masih terus berjalan. “Di Sayung memang terjadi kenaikan muka air rob, namun tidak berdampak ke pelaksanaan proyek,” jelasnya kepada Bisnis.
Disampaikan pula oleh Deddy bahwa hingga saat ini pengerjaan tol Semarang-Demak seksi II dari Sayung hingga Demak telah mencapai 81 persen. “Untuk Seksi I sambil menunggu persetujuan loan, sedang dilaksanakan pekerjaan trial embankment,” tambahnya.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang menyebut terjadinya bencana banjir di kawasan utara Semarang diakibatkan oleh masuknya periode puncak pasang tertinggi. Periode tersebut terjadi pada Mei hingga Juni nanti.
Sementara itu, banjir yang terjadi di Kawasan Tanjung Emas disebabkan oleh jebolnya tanggul penahan air laut di Kawasan Industri Lamicitra. Pekerja dan warga di wilayah tersebut mesti dievakuasi akibat terdampak banjir.
Baca Juga
Hingga Senin (23/5/2022) malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, bersama tim gabungan dari berbagai instansi dan elemen masyarakat terus melakukan upaya evakuasi tersebut.
Pada perkembangan lainnya, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) bakal segera memperbaiki tanggul yang jebol tersebut. Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah memerintahkan kepala daerah di wilayah Pati, Demak, Kota Semarang, dan Pekalongan untuk mulai mengantisipasi potensi terjadinya bencana serupa di wilayah masing-masing.
“Seluruh Pantura sekarang lagi kita minta koordinasi untuk standby khususnya yang di Kota Semarang, di Demak, terus di Pati juga, ada lalu di Pekalongan,” kata Ganjar saat meninjau titik banjir di Kawasan Tanjung Emas.