Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Pekerja Kreatif di Jateng Pasca Penertiban PSE

Pekerja kreatif memilih mencari klien luar negeri karena pasar dalam negeri dirasa kurang menguntungkan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berbicara menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat di Jakarta, Rabu (3/8/2022). Kementerian Kominfo menormalisasi (dibuka aksesnya) untuk Paypal, Steam, CS Go, Dota, dan Yahoo serta memutusan akses 15 sistem elektronik (SE) yang diselenggarakan oleh 6 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang disinyalir memfasilitasi kegiatan perjudian daring./Antara-Aprillio Akbar.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate berbicara menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat di Jakarta, Rabu (3/8/2022). Kementerian Kominfo menormalisasi (dibuka aksesnya) untuk Paypal, Steam, CS Go, Dota, dan Yahoo serta memutusan akses 15 sistem elektronik (SE) yang diselenggarakan oleh 6 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang disinyalir memfasilitasi kegiatan perjudian daring./Antara-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, SEMARANG - Andika adalah satu dari dua juta lebih penduduk Jawa Tengah yang menggantungkan hidupnya sebagai pekerja lepas. Pria yang berdomisili di Kota Surakarta itu sehari-hari membuat lukisan. Untuk menambal pengeluaran keluarganya, Andika lebih sering mengerjakan proyek-proyek ilustrasi dari klien mancanegara.

"Selain freelance saya memang melukis, tapi pendapatan bulanan saya memang mengandalkan freelance," jelasnya saat dihubungi Bisnis beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, pada 2021, ada 2.216.431 pekerja bebas di wilayah tersebut. Jumlahnya memang mengalami kenaikan jika dibandingkan periode sebelum pandemi. Dimana pada 2019, jumlahnya hanya berkisar di angka 2,1 juta. Pada 2020, pekerja bebas di Jawa Tengah bisa mengantongi pendapatan di angka Rp1,3 juta setiap bulannya.

Angka tersebut memang tak seberapa besar. Namun, buat pekerja bebas seperti Andika, tentunya pendapatan itu jadi sangat berarti. Nahas, di tengah kondisi pandemi yang tak kunjung usai ini, nasib Andika kini kian terkatung-katung. Terlebih setelah pemerintah menerapkan aturan terkait Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

"Pemblokiran yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika cukup menganggu pekerjaan freelance saya. Karena jika klien ingin melakukan transaksi secara langsung biasanya menggunakan Paypal, karena lebih banyak penggunanya, beberapa platform juga biasanya menggunakan Paypal," jelas Andika.

Sejak Minggu (31/7/2022), pemerintah memang membuka akses layanan Paypal untuk sementara. Selama lima hari, hingga Jumat (5/8/2022), masyarakat diminta untuk bisa memindahkan asetnya dari platform keuangan asal Amerika Serikat itu. Kabar itu memang sedikit memberi kelegaan, tapi buat Andika, kemungkinan penutupan akses Paypal di kemudian hari justru memperburuk keadaan.

"Saya pakai Paypal sejak tahun 2020. Karena pemblokiran ini, beberapa klien meminta untuk bisa bertransaksi melalui Fiverr. Tetapi, minusnya Fiverr adalah ada potongan 20 persen untuk setiap order. Makanya sangat disayangkan keputusan pemerintah itu. Dengan protes dari banyak masyarakat, pemerintah juga seakan tidak peduli dengan nasib freelancer," jelas Andika.

Selain Andika, pekerja kreatif lainnya juga ikut merasakan hal yang sama. Farrady misalnya, animator asal Yogyakarta itu terancam kehilangan pendapatan apabila layanan Paypal benar-benar diblokir di Indonesia. "Saya baru akan mendapat bayaran tanggal 14 Agustus nanti lewat Paypal. Uangnya tidak seberapa, tapi saya kerja dua minggu untuk itu. Kalau saya tidak bisa tarik, ya mati saya," ucapnya saat dihubungi Bisnis.

Farrady berupaya keras untuk bisa menarik sisa uangnya di Paypal. Namun, langkah yang diambilnya itu justru terdeteksi oleh sistem sebagai ancaman keamanan. "Saya coba withdraw menggunakan DNS. Tapi baru dikirim konfirmasi dua jam kemudian. Jadinya akun saya diblokir sementara waktu," jelasnya.

Ipung Kurniawan Yunianto, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, menyebut pemblokiran Paypal dan layanan digital seperti Steam telah merugikan pekerja kreatif di Indonesia. Selain kerugian finansial, kebijakan itu juga berimbas pada penurunan daya saing karya-karya dalam negeri di pasar internasional.

"Hal ini berkebalikan dengan statement dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkomitmen bahwa model atau pola kerja freelancing jadi 'normal baru' dalam persaingan kompetitif lintas negara, dengan pangsa pasar dan pekerja kreatif lintas nasional," jelasnya.

Klien-klien mancanegara memang jadi tujuan utama pekerja kreatif di Tanah Air. Sebab, menurut Ipung, geliat industri kreatif di lingkup nasional maupun regional masih sangatlah terbatas. Pekerja kreatif memilih untuk menjaring klien dari luar negeri lantaran penghargaan materi atau upah yang diterima atas kerja kreatifnya di dalam negeri masih belum signifikan.

"Pemblokiran ini kurang tepat. Pemerintah kurang bijak dalam memutuskannya. upaya pemerintah dalam penertiban pendaftaran dan mematuhi aturan PSE Lingkup Privat ini malah menjadi perampasan hak pekerja kreatif digital dalam ruang lingkup medan kerja dan ceruk pasarnya," jelas Ipung.

Ipung menambahkan, ada layanan keuangan lain yang sebetulnya bisa dimanfaatkan pekerja kreatif di Tanah Air. Misalnya Wise, Flip Global, atau Transfez yang menawarkan jasa transfer internasional. "Walaupun tidak begitu membahagiakan, karena Paypal masih menjadi primadona. Karena kemudahan mekanisme pembayaran yang cepat dan aman untuk transfer internasional, dengan fitur bisa mengirim langsung ke rekening bank asal Indonesia," jelasnya.

Pada perkembangan lainnya, Juru Bicara Paypal mengeklaim bahwa pihaknya telah menindaklanjuti permintaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mendaftar PSE Lingkup Privat. "Kami mohon maaf atas gangguan yang mungkin dialami para pengguna kami akhir pekan lalu," jelasnya pada Rabu (3/8/2022).

Tentunya, kabar baik itu menjadi angin segar buat pelaku industri kreatif tak hanya di Jawa Tengah, tapi juga Tanah Air. Namun, pemerintah mestinya bisa belajar dari pengalaman tersebut. Agar tak perlu mengulang kejadian buruk itu di kemudian hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper