Bisnis.com, SEMARANG - Pulau Jawa bagian selatan yang berada dalam wilayah cincin api menyimpan potensi bencana alam berupa gempa megathrust.
Abdul Muhari, Plh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut potensi gempa hingga Magnitudo 8,5 bisa terjadi akibat aktivitas tektonik ataupun pertemuan zona lempeng.
"Kalau misalkan terjadinya 8,8 dan di dua segmen, segmen di bawah Banten dan di bawah Jawa Timur. Kira-kira akan ada tsunami di selatan Banten dan ada tsunami di selatan Jawa Timur sampai ke Yogyakarta," jelas Abdul pada Senin (8/8/2022) dalam kanal Youtube BNPB.
Abdul menambahkan, berdasarkan kemungkinan tersebut, wilayah di pesisir selatan Pulau Jawa berpotensi mengalami tsunami dengan ketinggian rata-rata hingga delapan meter. Ketinggian tersebut bersifat rata-rata, dimana di sebagian wilayah ada kemungkinan terjadi tsunami setinggi 20 meter, 18 meter, ataupun 10 meter.
Masyarakat di kawasan yang berpotensi mengalami tsunami akibat gempa megathrust itu diminta untuk waspada. Abdul menyebut, kecepatan gelombang tsunami berkisar di 2-5 meter per detik sehingga membahayakan keselamatan manusia.
"Kalau kita bicara evakuasi, jangan melihat misalkan peringatan dininya berpotensi 50 cm. 'Oh cuma 50 cm'. No. 50 cm tsunami bisa membunuh, karena tidak hanya tingginya, tapi arus tsunami sangat berbahaya untuk keselamatan manusia," jelas Abdul.
Abdul menambahkan, masyarakat juga mesti merespons peringatan dini tsunami dengan lebih responsif. Pasalnya, waktu emas evakuasi hanya berlangsung dalam hitungan yang singkat.
"Kalau di segmen sebelah barat, Jawa Barat dan Banten. Itu golden time kita 10-15 menit. Sedangkan kalau kita bicara di sebelah timur, selatan Yogyakarta, selatan Jawa Timur, maka golden time kita 20-30 menit," jelas Abdul.
Tak hanya meningkatkan kewaspadaan, masyarakat juga diminta untuk bisa menata bangunan di kawasan pesisir. Abdul menjelaskan bahwa gelombang tsunami bisa saja menggeser ataupun merobohkan bangunan di pesisir.
"Kalau kita punya rumah atau kalau kita berlibur di pinggir pantai, maka carilah hotel yang ketinggiannya lebih dari tiga lantai. Dimana lantai satu dan dua itu tidak untuk kamar. Tapi tempat parkir, restoran, yang kemudian tidak dibatasi dinding rigid semacam ini tapi kaca. Sehingga kalau terjadi tsunami maka airnya akan lewat, orang bisa lari ke atas," jelas Abdul.