Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Impor Diklaim Tak Pengaruhi Serapan Bulog di Jawa Tengah

Kebijakan itu diambil untuk memenuhi kebutuhan beras di daerah nonprodusen. Sebenarnya untuk wilayah Jawa Tengah masih tercukupi.
Ilustrasi. Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022)./Antara-M Risyal Hidayat
Ilustrasi. Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022)./Antara-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, SEMARANG - Muhammad Arif Sambodo, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, memastikan bahwa kebijakan beras impor yang diambil pemerintah tak banyak berpengaruh pada serapan beras petani di wilayah Jawa Tengah.

"Sebenarnya untuk wilayah Jawa Tengah masih tercukupi. Kebijakan impor itu untuk memenuhi stok yang ada di Badan Urusan Logistik (Bulog), kan ada batas minimal. Dia harus bisa memenuhi ini dan biasanya beras impor ini dibagikan ke daerah yang nonprodusen," jelas Arif saat dihubungi Bisnis, Kamis (8/12/2022).

Arif mengungkapkan bahwa Bulog akan tetap menyerap beras hasil produksi Jawa Tengah. "Tidak akan mengurangi pembelian. Bahkan sampai sekarang masih cari terus. Sesuai kebijakan Bulog pusat untuk mendorong pembelian, istilahnya kebijakan fleksibilitas harga," katanya.

Adapun harga gabah di Jawa Tengah dalam beberapa bulan terakhir tengah mengalami kenaikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani pada November 2022 berada di Rp5.729,29 per KG atau mengalami kenaikan 0,21 persen secara month-to-month. Harga GKG pada tingkat penggilingan juga berkisar di angka Rp5.811,92 per KG atau mengalami kenaikan 0,25 persen secara month-to-month.

Pada perkembangan lainnya, dari data sementara BPS, produksi padi di Jawa Tengah pada tahun 2022 bakal berkisar di angka 9,5 juta ton. Angka tersebut sedikit mengalami penurunan dibandingkan 2021 lalu, dimana produksi padi Jawa Tengah bisa mencapai 9,6 juta ton.

Kekhawatiran mengenai turunnya harga gabah dan serapan beras dari petani itu muncul seiring dengan rencana Bulog untuk memasukkan 200.000 ton beras impor pada Desember 2022 ini. Budi Waseso, Direktur Utama Bulog, menyebut keputusan impor itu terpaksa diambil karena Bulog belum bisa memenuhi kebutuhan beras dari dalam negeri.

"Hanya ada 166.000 ton, maka harus datangkan minimal 200.000 ton. Tetapi tidak mudah mendapatkan itu," kata Budi seusai menghadiri Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR pada Rabu (7/12/2022) kemarin.

Sebagai informasi, hingga 6 Desember 2022 Bulog masih mempunyai stok beras di angka 494.202 ton. Perinciannya, 40,24 persen atau 198.965 ton stok komersil dan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di 59,76 persen atau 295.337 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper