Bisnis.com, MAGELANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Bank Jateng dan Universitas Gadjah Mada berkolaborasi untuk mempercepat penurunan stunting atau tengkes melalui pemberian beras fortifikasi kepada masyarakat di wilayah rawan.
Beras fortifikasi adalah beras yang telah dicampur dengan kernel mix dengan proporsi tertentu yang berisi kandungan berbagai vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan kecukupan gizi.
Di Jawa Tengah, ada lima wilayah yang memiliki prevalensi stunting tertinggi, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Blora.
Direktur Teknologi Informasi (TI) Konsumer dan Jaringan Bank Jateng Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, Bank Jateng sebagai BUMD berupaya untuk terus mendukung program-program dari Pemprov Jateng untuk menyelesaikan masalah strategis di daerah.
“Penanganan prevalensi stunting merupakan program strategis dari pemerintah pusat, sehingga harus didukung oleh seluruh pemerintah provinsi, dan tentu didukung oleh BUMD, termasuk Bank Jateng,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (2/2/2023).
Untuk menandai peluncuran pilot project penanganan tengkes dengan beras fortifikasi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan penyerahan bantuan kepada perwakilan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis di Balai Desa Donorojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Selasa (31/1/2023).
UGM, dalam hal ini, berkontribusi dengan pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik dan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) membangun desa dan magang. Mahasiswa berikut dosen pendamping lapangan akan melakukan pendampingan dan pengawasan selama lima bulan.
Melalui intervensi penanganan tengkes dengan konsumsi beras fortifikasi, diharapkan bisa menurunkan angka prevalensi tengkes secara nasional sebesar 14 persen pada 2024.