Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Pariwisata DI Yogyakarta Melemah, Ini Indikatornya

Indikator okupansi dan rata-rata lama menginap di kamar hotel mengalami penurunan pada bulan April 2023.
Suasana wisata Heha Ocean View di Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (18/8/2022/Bisnis-Suselo Jati
Suasana wisata Heha Ocean View di Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (18/8/2022/Bisnis-Suselo Jati

Bisnis.com, SEMARANG — Sejumlah indikator menunjukkan kinerja pariwisata di DI Yogyakarta tengah mengalami pelemahan. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan April 2023 berada di angka 41,14 persen.

"Ini kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya, atau perkembangan month-to-month (MtM), mengalami penurunan 8,46 poin. Hal ini bisa kita pahami bahwa pada bulan April ada sekitar tiga minggu adalah posisi puasa," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta, Herum Fajarwati, dalam konferensi pers yang digelar di Kota Yogyakarta, Senin (5/6/2023).

Herum menjelaskan bahwa penurunan TPK pada hotel berbintang itu wajar terjadi. Mengingat, selamat bulan Ramadan, okupansi kamar hotel selalu menunjukkan tren penurunan. Namun demikian, kondisi sebaliknya terjadi pada hotel nonbintang. BPS mencatat, TPK hotel nonbintang pada April 2023 mengalami kenaikan 1,07 poin dimana posisinya berada di 18,65 persen.

Selain TPK, indikator Rata-rata Lama Menginap (RLM) juga dilaporkan mengalami penurunan. Pada bulan April 2023, penurunan RLM pada hotel berbintang di Kota Yogyakarta mencapai 0,10 hari. Adapun RLM hotel berbintang pada periode tersebut berada di 1,63 hari.

"Kalau kita lihat perbandingannya antara hotel bintang lima sampai hotel bintang satu, [RLM] tertinggi terjadi pada hotel bintang empat dengan 1,67 hari. Kemudian yang terendah adalah hotel bintang satu dengan RLM 1,36 hari," jelas Herum.

Penurunan TPK dan RLM dapat dilihat dari turunnya jumlah tamu hotel yang menginap. Dibandingkan Maret 2023 lalu, jumlah tamu hotel mengalami penurunan 14,90 persen. BPS mencatat, jumlah tamu hotel berbintang pada periode tersebut mencapai 296.901 orang.

Sementara jumlah tamu yang menginap di hotel nonbintang mencapai 142.137 orang.

Dilihat dari asalnya, tamu yang menginap masih didominasi oleh wisatawan domestik dengan jumlah 432.474 orang. Sementara itu, jumlah tamu berkewarganegaraan asing berkisar di angka 6.564 orang.

"Untuk perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, pada posisi April 2023, tercatat sebesar atau sebanyak 5.592 penumpang. Dimana kalau ini kita bandingkan dari bulan-bulan sebelumnya, selama tahun 2023 alhamdulillah terjadi kecenderungan selalu meningkat," jelas Herum.

Pada Januari 2023, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara berada di angka 3.3883 kunjungan. Sementara pada Februari dan Maret, masing-masing jumlahnya mencapai 4.849 dan 5.007 kunjungan.

Dilihat secara month-to-month, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada bulan April 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 11,68 persen.

Adapun wisatawan asal Malaysia masih mendominasi kunjungan di DI Yogyakarta, dimana persentasenya mencapai 73,36 persen dari keseluruhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Selain Malaysia, Singapura menjadi negara asal kunjungan wisatawan tertinggi kedua dengan persentase sebesar 13 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper