Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPBD Jateng Mulai Distribusikan Air Bersih

Memasuki musim kemarau, BPBD Provinsi Jawa Tengah mulai mendistribusikan bantuan air bersih ke 12 kabupaten.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mulai mengambil langkah terkait masuknya musim kemarau. Bantuan air bersih mulai didistribusikan ke sejumlah daerah.

"Kami tetap menyiagakan bantuan air bersih, seperti tahun-tahun sebelumnya," ucap Dikki Rulli Perkasa, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Jawa Tengah, Selasa (27/6/2023).

Dikki menjelaskan, hingga 26 Juni 2023, bantuan air bersih sudah didistribusikan ke 39 desa dari 12 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

"Jumlahnya mencapai 208 tangki dengan volume sekitar 1 juta liter," jelasnya.

Adapun Kabupaten Pemalang menjadi daerah yang menerima paling banyak bantuan air bersih dengan tujuh desa yang berlokasi di Kecamatan Pulosari.

BPBD Provinsi Jawa Tengah memang tidak bergerak sendiri. Meskipun 182 tangki atau 887.000 liter bantuan air bersih berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun ada 26 tangki atau 134.500 liter bantuan air bersih yang berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) ataupun bantuan lainnya.

Bantuan air bersih yang didistribusikan BPBD Provinsi Jawa Tengah juga tidak terbatas untuk mengatasi masalah kekeringan. Di Kabupaten Demak dan Kota Misalnya, masyarakat menerima bantuan air bersih pasca terjadinya banjir di kawasan tersebut.

Begitu pula di Kabupaten Magelang, distribusi air bersih dilakukan BPBD Provinsi Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan di Pondok Pesantren.

Dikki menyampaikan, masuknya musim kemarau dan potensi terjadinya El Nino dalam beberapa bulan kedepan tidak cuma mengancam ketersediaan air bersih. Kondisi tersebut juga dikhawatirkan bakal berdampak negatif pada sektor pertanian. Untuk itu, pemantauan ketersediaan air dilakukan BPBD Provinsi Jawa Tengah di sungai hingga waduk.

"Dibanding tahun 2019, itu kan Jawa Tengah paling panjang musim keringnya. Sumber daya yang kita miliki itu masih mampu, yang perlu diperhatikan hanya aspek manajerialnya. Selain itu, untuk pertanian yang pengairannya sulit, perlu penanganan berbeda. Misalnya dengan mengatur waktu penanaman atau menggunakan bibit yang tahan cuaca," jelas Dikki.

Dalam catatan Bisnis, sepanjang tahun 2019-2022, beberapa wilayah di Jawa Tengah masih terancam kekeringan. Pada 2019 misalnya, BPBD Provinsi Jawa Tengah mencatat ada 28 kabupaten dan kota di Jawa Tengah yang kekurangan air bersih. Pada saat itu, dari 843 desa yang tersebar di 213 kecamatan, ada 545.851 kepala keluarga yang membutuhkan air bersih.

Pada 2020, Jawa Tengah bagian selatan menjadi kawasan yang cukup rentan mengalami kekeringan. Musim kemarau membuat tanah-tanah pertanian di wilayah tersebut kering, mengingat kondisi cuaca pada saat itu bisa mencapai 31-60 hari tanpa hujan.

Setahun setelahnya, BPBD Provinsi Jawa Tengah menyalurkan 334.000 liter air bersih untuk membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper