Bisnis.com, CILACAP - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi kenaikan harga beras kualitas medium di pasaran yang saat ini telah mencapai kisaran Rp16.000-Rp17.000 per kilogram.
"Kemarin (19/2) kami sudah rapat dengan TPID untuk merencanakan operasi pasar, dan hari ini sudah mulai dilakukan oleh dinas terkait, yakni Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Pertanian, serta Dinas Ketahanan Pangan," kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Cilacap Sujito di Cilacap, Selasa (20/2/2024).
Ia mengatakan operasi pasar tersebut digelar di beberapa kecamatan dalam rangka mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat khususnya beras.
Di samping itu, kata dia, Pemkab Cilacap juga menugaskan Dinas Pertanian setempat untuk meningkatkan produksi padi dengan menambah luas tanam dan luas panen melalui Musim Tanam (MT) III.
"Jadi, kemarin 'kan beberapa kawasan pusat pangan itu 'kan masih MT II, belum semuanya MT III, sehingga untuk lokasi-lokasi sawah yang mempunyai irigasi teknis nanti diarahkan ke MT III," katanya.
Menurut dia, hal itu dilakukan dengan harapan bisa meningkatkan produksi produksi padi, sehingga dapat mengendalikan harga beras.
Baca Juga
Disinggung mengenai kemungkinan ada perbaikan saluran irigasi seperti yang biasa dilakukan saat musim kemarau, dia mengatakan perbaikan tetap dilakukan namun akan ada pengairan secara bergilir.
"Kami sudah komunikasi dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Serayu Opak untuk wilayah timur Cilacap dan BBWS Citanduy untuk wilayah barat Cilacap, seandainya nanti ada jaringan irigasi yang terpaksa menjalani rehab jaringan, nanti supaya ada gilir air," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, saluran irigasi tersebut dibuka ketika petani membutuhkan air dan ditutup kembali saat sudah mencukupi kebutuhan, sehingga dapat dilakukan perbaikan kembali.
Menurut dia, sistem gilir air tersebut sudah berjalan beberapa musim tanam di Cilacap dan tidak terlalu mengganggu perbaikan jaringan irigasi.
Terkait dengan pelibatan Satuan Tugas (Satgas) Pangan dalam memantau perkembangan harga beras di pasaran, Pj Sekda mengatakan hal itu sudah dilakukan secara rutin oleh Satgas Pangan dengan memantau kondisi pasar maupun melakukan investigasi ke gudang-gudang.
Dari hasil investigasi, lanjut dia, lonjakan harga beras di pasaran bukan karena ada penimbunan atau permainan spekulan, melainkan karena kurangnya pasokan akibat kekeringan dan El Nino.
"Oleh karena itu, kami juga bekerja sama dengan Bulog Banyumas yang ada di Cilacap, empat titik kompleks gudang pergudangan itu, untuk segera melaksanakan operasi pasar dan ini sudah dilakukan," katanya.