Bisnis.com, SEMARANG - Kenaikan harga pada komoditas beras masih menjadi pemicu inflasi di sejumlah daerah. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta mencatat, pada Februari 2024, kenaikan harga beras telah menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil sebesar 0,91% secara year-on-year.
"Ini cukup tinggi dibanding yang lain," jelas Herum Fajarwati, Kepala BPS Provinsi DI Yogyakarta, Jumat (1/3/2024).
Herum menjelaskan, pada Februari 2024, DI Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,39% secara month-to-month (mtm). Adapun inflasi year-on-year (yoy) dilaporkan berada di angka 2,72% dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,37%, sedikit di bawah angka nasional.
"Kalau kita lihat dari kelompok pengeluarannya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 1,17% (mtm) dan memberikan andil 0,34% (mtm)," jelas Herum dalam konferensi pers.
Kelompok lain yang menjadi penyumbang inflasi pada Februari 2024 adalah kelompok pengeluaran transportasi dengan andil 0,02%. Herum menyampaikan, kenaikan tarif kereta api menjadi penyebab terjadi inflasi pada kelompok pengeluaran tersebut.
Selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga dilaporkan mengalami inflasi dan memberikan andil sebesar 0,02% secara bulanan.Kenaikan harga pada komoditas pangan, utamanya beras, sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan.
Baca Juga
BPS Provinsi DI Yogyakarta mencatat, terjadi penurunan luas panen padi dari 110,93 ribu Hektare (Ha) pada 2022 menjadi 105,69 ribu Ha di tahun 2023 lalu. Adapun luas panen padi pada Januari-April 2024 diperkirakan berkisar di angka 48,48 ribu Ha atau masih akan turun hingga 15,37% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dilaksanakan pada Selasa (27/2/2024) lalu, Wakil Gubernur DI Yogyakarta KGPAA Paku Alam X menyampaikan pesan Gubernur yang menekankan pentingnya pengendalian pasokan baik dari sisi hulu maupun hilir. Upaya tersebut perlu dilakukan demi memastikan stabilitas harga dan ketersediaan beras, terlebih jelang Ramadan.
Ibrahim, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DI Yogyakarta, menyampaikan beberapa rekomendasi untuk mitigasi pergerakan harga yang terjadi secara musiman itu. "Di antaranya melalui penguatan data dan informasi terkait pasokan serta optimalisasi pelaksanaan pantauan pasar terutama H±7 Hari Besar Keagamaan nasional (HKBN)," jelasnya.