Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) tengah melaksanakan program inkubasi Kita Tani Muda Semarang yang dilaksanakan di Hotel Rooms Inc Kota Semarang selama tiga hari berturut-turut mulai Rabu-Jumat (6-8/3/2024).
Kepala Bappeda Kota Semarang Budi Prakosa mengatakan bahwa ide awal diadakannya program ini muncul dari isu pangan di Indonesia bahkan global yang sedang tidak baik-baik saja. Padahal, masih ada sekitar 6% lahan pertanian di Kota Semarang yang bisa dimanfaatkan.
“Di Kota Semarang itu kan masih ada 6% lahan pertanian, yang 11% kita bisa memenuhi kebutuhan pokok sendiri. Berawal dari situ, lahan kita meski hanya 6% harapannya bisa mengoptimalkan lahan-lahan yang mangkrak, kritis,” jelas Budi kepada Bisnis saat ditemui di Hotel Rooms Inc Kota Semarang, Rabu (6/3/2024).
Budi mengatakan bahwa dahulu petani masih menggunakan metode konvensional, sedangkan sekarang pihaknya ingin meregenerasikan petani, dan menurutnya itu tidak mudah. Ini juga menjadi upaya mempersiapkan generasi muda Kota Semarang menyongsong bonus demografi dan Indonesia Emas 2045.
“Nah, kita fokusnya saat ini empowering pemberdayaan di usia petani yang senior. Sedangkan, untuk generasi selanjutnya ini belum ada aksi atau mungkin sudah ada tapi belum maksimal. Ini tidak mudah. Kebetulan ini juga di-support ibu wali kota. Kalau tidak kita maintain dari sekarang, nanti kesulitan. Makanya kita inkubasi dari generasi muda,” terangnya.
Menggandeng sebuah perusahaan rintisan atau start-up inkubasi Jagoan Indonesia, program ini berhasil menggaet pendaftar sebanyak 156 tim dengan total 227 peserta yang mayoritasnya berada di rentang usia 20 sampai 30 tahun.
Baca Juga
Memanfaatkan media sosial sebagai wadah promosi, Budi mengaku antusias para generasi muda Kota Semarang di program ini cukup bagus. Para peserta program ini juga sudah banyak yang memiliki inovasi-inovasi bisnis yang menarik di bidang pertanian, seperti usaha persewaan green house, budidaya maggot, budidaya vanili, dan lainnya.
“Generasi muda ini tidak mau kalau fokus di pemberdayaan saja. Kalau ada added value dari dunia ekonomis, istilahnya kalau ada cuannya mau. Gimana caranya mereka tertarik dengan agrikultur. Sustainability juga model bisnis baru untuk anak muda,” katanya.
Selama tiga hari berturut-turut, para peserta melakukan pelatihan intensif sambil didampingi mentor yang ahli di bidangnya. Menariknya, pelatihan ini juga memberi bekal topik-topik vital di bidang bisnis seperti: Business Mindset, yang mengembangkan pola pikir wirausaha yang kreatif dan dinamis; Business Model Canvas, teknik membangun model bisnis yang efektif dan berkelanjutan.
Adapula Market Validation, strategi memahami dan menyesuaikan kebutuhan pasar; Value Proposition, cara menciptakan nilai tambah yang unik; dan Design Thinking, penerapan metode inovatif dalam pengembangan produk dan layanan.
Dalam program ini, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh peserta. Mulai dari tahap pendaftaran, tahap seleksi dan mentoring online selama lima hari, tahap mentoring offline selama tiga hari, kemudian diakhiri oleh awarding. Bagi peserta yang lolos nominasi, akan mendapatkan keuntungan berupa pendanaan dengan total Rp51 juta dan mendapatkan privilese seperti pembuatan HAKI, perluasan akses jejaring bisnis di UMKM BI, dan fasilitas lainnya.[Magang/Vatrischa Putri Nur Sutrisno]