Bisnis.com, SEMARANG - Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang memprakarsai program yang bertajuk “Inkubasi Bisnis Kita Tani Muda Semarang.” Dengan menghadirkan platform inkubasi bisnis, program ini merupakan sebuah inisiatif terbaru yang menitikberatkan kepada pengembangan keterampilan wirausaha atau calon wirausaha lokal di bidang pertanian.
Menggandeng sebuah perusahaan rintisan atau start-up inkubasi Jagoan Indonesia, program ini berhasil menggaet pendaftar sebanyak 156 tim dengan total 227 peserta yang mayoritasnya berada di rentang usia 20 sampai 30 tahun.
“Karena targetnya pemuda, dari pendaftar itu kita buka persyaratan dari usia 18 sampai 39 tahun. Range rata-rata pendaftar itu usia 20 sampai 30 tahun. Kebanyakan masih kuliah dan pasca-kuliah yang mencari kesempatan berbisnis, itu kami ajak,” terang Kepala Bappeda Kota Semarang Budi Prakosa kepada Bisnis saat ditemui di Hotel Rooms Inc Kota Semarang, Rabu (6/3/2024).
Budi membeberkan alasan dilaksakannya program ini, salah satunya adalah pihaknya ingin membuka ekosistem di Kota Semarang menjadi ekosistem pemuda yang peduli terhadap pertanian dan pangan. Metode pelatihan ini juga tidak hanya dilakukan dari sisi teknikal, melainkan juga melatih desain thinking, business model canvas, dan cara berbisnisnya.
Sehingga, para peserta bisa menjawab permasalahan menjadi sebuah peluang bisnis. Dalam program ini, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh peserta. Mulai dari tahap pendaftaran, tahap seleksi dan mentoring online selama lima hari, tahap mentoring offline selama tiga hari, kemudian diakhiri oleh awarding.
“Di sesi mentoring offline nanti ada pitching. Di situ, peserta akan mempresentasi ide-ide mereka dan disimak oleh dewan juri dan observer yang berasal dari Bank Indonesia (BI), Gojek, Tokopedia, Shopee, dan bahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),” jelasnya.
Baca Juga
Bagi peserta yang lolos nominasi, akan mendapatkan keuntungan berupa pendanaan dengan total Rp51 juta dan mendapatkan privilese seperti pembuatan HAKI, perluasan akses jejaring bisnis di UMKM BI, dan fasilitas lainnya.
Tak sendirian, Bappeda juga membersamai mentor-mentor yang siap memberi pendampingan kepada peserta selama pelaksanaan program. Budi memastikan bahwa mentor-mentor yang tergabung dalam program ini merupakan mentor yang ahli di bidangnya.
“Sekarang kita fokusnya kan di agrikultur, kita sudah pilih mentor yang ahli di bidangnya. Kemarin online ada lima mentor, offline-nya ada lebih dari 10 mentor,” tuturnya.
Abdurrahman, salah satu peserta kegiatan ini yang juga merupakan seorang mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Semarang, mengaku tertarik mengikuti program Kita Tani Muda karena dia memiliki rencana untuk menjadi pengusaha setelah lulus.
“Saya tertarik karena memang ada background keluarga yang berbisnis di bidang ini. Harapannya bisa menambah ilmu, relasi juga, dan pendanaan kalau memang nanti lolos lumayan bisa digunakan untuk modal berbisnis,” katanya. [Magang/Vatrischa Putri Nur Sutrisno]