Bisnis.com, MAGELANG - Kinerja ekspor Jawa Tengah kembali terjerembap pada April 2024 setelah sempat mengalami kenaikan 3,05% (month-to-month/mtm) pada Maret 2024 lalu. Nilai ekspor Jawa Tengah dilaporkan berada di angka US$748,22 juta atau turun 21,29% dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kalau kita lihat menurut sektor, ekspor kita hampir semuanya mengalami penurunan. Baik itu migas, pertanian, tambang, maupun industri secara month-to-month," jelas Dadang Hardiwan, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, dikutip Rabu (5/6/2024).
Nilai ekspor komoditas migas Jawa Tengah dilaporkan turun 33,29% (mtm) sementara ekspor nonmigas turun 20,66% (mtm). Dadang menjelaskan, 10 komoditas ekspor unggulan Jawa Tengah mengalami penurunan permintaan pada April 2024 lalu. Pakaian dan aksesoris bukan rajutan sebagai komoditas ekspor terbesar dari Jawa Tengah mengalami penurunan nilai ekspor hingga 23,78%.
Sementara itu, penurunan nilai ekspor terbesar tercatat dari komoditas dengan kode HS-42 yaitu barang dari kulit samak yang merosot US$23,60 juta atau sebesar 28,78% (mtm). Secara bulanan, nilai ekspor ke negara-negara mitra dagang utama Jawa Tengah juga dilaporkan mengalami penurunan.
Nilai ekspor ke wilayah ASEAN misalnya, turun 10,81% dibandingkan Maret 2024. Sementara itu, ekspor ke Uni Eropa dan negara utama lain turun masing-masing 22,24% (mtm) dan 21,04% (mtm).
"Pangsa nonmigas Jawa Tengah ini ke Amerika Serikat cukup besar pengaruhnya. Kontribusinya 43,69% sedangkan yang ke Jepang ini hanya US$46,29 juta atau 6,46%," jelas Dadang.
Baca Juga
Pelemahan kinerja ekspor Jawa Tengah itu terjadi seiring dengan pelemahan indikator Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia dimana pada Mei 2024 angkanya melemah ke angka 51,2 poin dari 52,9 poin pada bulan sebelumnya.
Sebelumnya, Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, menyebut kinerja manufaktur Indonesia masih ditopang oleh permintaan dalam negeri.Di tengah pelemahan kinerja manufaktur tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya untuk menjangkau pasar ekspor yang lebih luas, utamanya ke pasar nontradisional.
Upaya tersebut terlihat dari komunikasi dan promosi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Misalnya pada pekan lalu, delegasi negara-negara Amerika Latin dan Karibia menemui Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana buat memperdalam kerja sama perdagangan yang telah terjalin.
Nana menyebut, lewat kerja sama tersebut beberapa komoditas ekspor utama Jawa Tengah telah menjangkau pasar Amerika Latin. Sepanjang 2024 saja, Jawa Tengah telah mencatatkan nilai ekspor sebesar USS$14,5 juta dari Meksiko, US$5,2 juta dari Peru, dan US$7,8 juta dari Brazilia. Secara kumulatif, sepanjang Januari-April 2024 nilai ekspor Jawa Tengah telah mencapai US$3.256 juta atau atau tumbuh 9,22% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Tentunya, ini kesempatan untuk mempromosikan regulasi investasi, kemudian menunjukkan bahwa iklim bisnis di Jateng kondusif. Dan memang Jateng mempunyai prospek yang baik untuk investasi,” ucap Nana pada pekan lalu.