Bisnis.com, SEMARANG - Indeks Harga Konsumen (IHK) di DI Yogyakarta kembali mengalami deflasi pada Juli 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, secara bulanan DI Yogyakarta mengalami deflasi di angka 0,03%. Kondisi deflasi secara bulanan itu sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.
"Ditinjau menurut komoditasnya, deflasi bulanan utamanya didorong oleh terkendalinya harga pangan strategis seperti bawang merah, cabai merah, tomat, buncis, dan bawang putih," jelas Hermanto, Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DI Yogyakarta, dikutip Jumat (2/8/2024).
Hermanto menjelaskan bahwa melandainya harga komoditas bawang merah disebabkan oleh melimpahnya pasokan di pasaran. Kondisi tersebut tak lepas dari masuknya periode musim panen raya untuk komoditas bawang merah. Adapun di DI Yogyakarta, Kabupaten Bantul menjadi salah satu sentra produksi bagi komoditas tersebut.
"Deflasi lebih dalam tertahan oleh tekanan yang berasal dari komoditas cabai rawit, beras, dan emas perhiasan," lanjut Hermanto.
Kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari Muntilan sebagai wilayah produsen utama. Sementara itu, kenaikan harga beras dipicu oleh mulai berakhirnya masa panen raya sehingga ikut memengaruhi ketersediaan stok di pasaran.
Berdasarkan catatan BPS Provinsi DI Yogyakarta, pada Juli 2024, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap deflasi yang terjadi. Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dilaporkan mengalami deflasi sebesar 0,65% (month-to-month/mtm) atau memberikan andil sebesar 0,18% (mtm) terhadap deflasi bulanan.
Baca Juga
Kelompok pengeluaran yang menahan laju deflasi adalah kelompok pendidikan. Masuknya tahun ajaran baru ikut memicu kenaikan harga pada kelompok pengeluaran tersebut. BPS mencatat, kelompok pengeluaran pendidikan mengalami inflasi 1,04% (mtm) dan memberikan andil inflasi sebesar 0,06% (mtm).
Adapun inflasi secara tahunan atau year-on-year (YoY) di wilayah DI Yogyakarta pada Juli 2024 berada di angka 2,16% (YoY). "Posisi inflasi year-on-year pada bulan Juli ini merupakan yang terendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya selama tahun 2024," jelas Herum Fajarwati, Kepala BPS Provinsi DI Yogyakarta, dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Kamis (1/8/2024) kemarin.
Herum menjelaskan bahwa hanya 1 kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi secara tahunan pada Juli 2024. Kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,25% (YoY) atau memberikan andil deflasi tahunan sebesar 0,02% (YoY). Sementara itu, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi terbesar dengan 4,34% (YoY) dan memberikan andil sebesar 1,18% (YoY) bagi inflasi tahunan di DI Yogyakarta.