Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawa Tengah Catat Deflasi Kelima pada Tahun Ini

Secara bulanan, IHK di Jawa Tengah mengalami deflasi di angka 0,07%.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno bersama Kepala BPS Endang Tri Wahyuningsih (ki-ka) memaparkan perkembangan IHK bulan Agustus 2024 pada Senin (2/9/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno bersama Kepala BPS Endang Tri Wahyuningsih (ki-ka) memaparkan perkembangan IHK bulan Agustus 2024 pada Senin (2/9/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah kembali mengalami deflasi pada Agustus 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa wilayah tersebut mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut.

Adapun sepanjang tahun 2024, Jawa Tengah telah mengalami deflasi secara bulanan sebanyak lima kali.

"Kita sudah mengalami deflasi sebanyak 5 kali, di bulan Januari, Mei, Juni, Juli, sampai Agustus 2024. Jadi deflasi yang sekarang ini kan di angka 0,07% (month-to-month/mtm), lebih rendah dibandingkan [Juli 2024] kemarin [yang deflasinya] 0,13% (mtm)," jelas Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih pada Senin (2/9/2024).

Endang menjelaskan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Tengah pada Agustus 2024 berada di angka 105,93 poin. Secara tahunan atau year-on-year (YoY), terjadi inflasi sebesar 1,77%. Sementara inflasi tahun kalender berada di angka 0,59%.

"Perlu kami informasikan bahwa penurunan IHK ini lebih disebabkan karena penurunan harga [kelompok pengeluaran] makanan, minuman, dan tembakau. Mayoritas di situ. Sebab, untuk perkembangan IHK ini kan ada 2 pengaruhnya, pengaruh dari sisi volume yang ada serta harga," jelas Endang saat ditemui wartawan.

BPS Provinsi Jawa Tengah mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,61% (mtm). Penurunan harga tersebut jadi yang terbesar dibandingkan 11 kelompok pengeluaran lainnya.

Sementara itu, pada periode yang sama, BPS mencatat terjadinya inflasi pada kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,32% (mtm) dan pendidikan sebesar 0,68% (mtm). Dilihat dari komoditasnya, deflasi di Jawa Tengah pada Agustus 2024 masih dipengaruhi oleh pergerakan harga pada komoditas pertanian.

Lima besar komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar antara lain bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, daun bawang, serta bawang putih.

Sementara itu, inflasi dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas bahan bakar minyak (BBM), beras, kopi bubuk, biaya pendidikan sekolah dasar, serta emas perhiasan.Endang menuturkan bahwa meskipun secara umum Jawa Tengah mengalami deflasi, namun di beberapa wilayah masih terjadi kenaikan IHK atau inflasi. "Ada di Tegal dan Rembang," lanjutnya.

Kabupaten Wonosobo tercatat mengalami deflasi terdalam sebesar 0,17% secara bulanan. Sementara inflasi tertinggi ada di Kabupaten Rembang dengan 0,03% (mtm).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper