Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi TPT di Jateng Tak Terganggu Kepailitan Sritex

4 dari 10 investasi PMDN yang masuk ke Jawa Tengah masih berasal dari sektor tekstil dan produk tekstil.
Karyawan beraktivitas di salah satu pabrik di Jawa Barat. Bisnis/Bisnis
Karyawan beraktivitas di salah satu pabrik di Jawa Barat. Bisnis/Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG - Kabar pailitnya raja tekstil Tanah Air, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex  tak menyurutkan arus investasi pada sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) ke Jawa Tengah. Hal tersebut tentunya menjadi angin segar di tengah kekhawatiran kian melemahnya kinerja industri manufaktur.

"Saat ini itu ada 10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang akan masuk ke Jawa Tengah. Mulai pengembangan baru, relokasi, empat di antaranya itu TPT," ungkap Sakina Rosellasari, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, dikutip Rabu (30/10/2024).

Sakina menjelaskan bahwa laporan tersebut diambil dari data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian. Investor tersebut saat ini tengah mengurus perizinan usaha dan dalam waktu dekat bakal mulai melakukan pengembangan ataupun kegiatan operasional usahanya.

Adapun terkait rencana investasi dari 10 perusahaan tersebut, Sakina menjelaskan bahwa ada perusahaan yang memang tengah melakukan relokasi, pembukaan pabrik baru, serta memperluas pabriknya di Jawa Tengah. "Ada yang dari Jabodetabek, ada yang dari Banten, ada yang dari Jawa Tengah yang berkembang," tambahnya,

Menurut Sakina, fakta tersebut mematahkan anggapan bahwa TPT merupakan sunset industry yang tengah memasuki periode gelap. Kondisi tersebut tak berlaku di Jawa Tengah yang menurutnya masih memiliki potensi yang menjanjikan pada sektor usaha TPT.

"[Untuk pilihan] lokasinya sekarang itu para pelaku usaha melihatnya infrastruktur. Jadi memang hampir semuanya yang dilalui jalan tol. Mulai dari Brebes, kemudian Pemalang, Tegal, Pekalongan, kemudian juga Batang, Kendal, Semarang. Ke bawah itu ada Salatiga, Sragen, dan Karanganyar," jelas Sakina.

Selain sektor TPT, Sakina juga mengungkapkan bahwa perlahan Jawa Tengah mulai menerima investasi dari sektor usaha anyar yang lebih padat modal. Beberapa investasi yang sudah masuk seperti pabrikan anoda, katoda, serta baterai yang kebanyakan berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA). "Yang pasti, bagi Jawa Tengah semuanya penting. Artinya, industri padat karya dan padat modal tetap semuanya akan menjadi concern kami untuk investasi," jelas Sakina.

Sebelumnya, DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa realisasi investasi pada Kuartal III/2024 telah mencapai Rp17,94 triliun atau 82,26% dari target tahunan. Dari jumlah tersebut, investasi PMA dan PMDN mencapai Rp51,11 triliun sementara realisasi Usaha Menengah dan Kecil (UMK) mencapai Rp14,78 triliun.

Realisasi investasi sebesar Rp17,94 triliun tersebut mampu menyerap tenaga kerja hingga 318.195 orang. Adapun jumlah penambahan proyek tercatat berada di angka 48.810 unit yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper