Bisnis.com, SEMARANG - Aksi premanisme yang dilakukan organisasi kemasyarakatan atau ormas telah merugikan pelaku usaha.
Imbasnya, arus investasi hingga ratusan triliun rupiah terpaksa batal ditanamkan investor.
Pernyataan itu diucapkan Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar pada beberapa waktu lalu di Jakarta.
Untungnya, isu ormas dan aksi premanisme tersebut tak memengaruhi arus investasi di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, memastikan bahwa iklim investasi di Jawa Tengah masih stabil dan relatif kondusif.
"Jawa Tengah insyaallah hubungan industrialnya masih sangat harmonis. Karena secara kultur kita lebih kondusif," jelasnya pada Kamis (20/2/2025).
Sakina menuturkan, Jawa Tengah punya faktor lain yang ikut mendukung iklim investasi yang kondusif.
Sebagai contoh, investasi padat karya yang masuk ke Jawa Tengah memungkinkan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga membutuhkan keterlibatan masyarakat di sekitar industri.
Baca Juga
Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di beberapa wilayah lain. Dimana corak investasi padat modal, meskipun mendatangkan arus investasi dalam jumlah yang lebih besar, tak memerlukan banyak tenaga kerja.
"[Sehingga] hubungan yang harmonis itu terjadi antara serikat pekerja, ormas, itu akan terus kami bina," tegas Sakina.
Senada, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, menyampaikan bahwa kondisi yang harmonis itu perlu didukung oleh penegakan hukum yang dilakukan pemerintah daerah.
Dalam hal ini, keterlibatan pemerintah kabupaten dan kota menjadi perlu untuk memastikan agar wilayahnya bebas dari gangguan premanisme dan gesekan antar masyarakat.
"Semua premanisme itu harus bisa disikat. Hal tersebut yang kami harapkan. Jadi masyarakat kritis itu oke, tapi tetap dalam muatan yang bagaimana semuanya bisa berjalan sesuai aturan. Jangan sampai ada yang kritis karena punya kepentingan pribadi. Ini harus dihindari dan kita harus bisa bertindak tegas," jelas Sujarwanto.
Di sisi lain, Ketua HKI Provinsi Jawa Tengah Ahmad Fauzie Nur, menyebut bahwa ketenangan dan kenyamanan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan calon investor sebelum menanamkan modalnya di satu wilayah.
Di Jawa Tengah, hal tersebut dapat dicapai melalui dukungan pemerintah daerah dan komunikasi yang baik bersama masyarakat.
"Kami berharap ketika ada dinamika yang terjadi dengan masyarakat, yang sekiranya mengganggu operasional, semoga stakeholder bisa ikut memberikan support. Alhamdulillah, Jawa Tengah sudah kondusif dan harus tetap dipertahankan kalau mau iklim investasinya tumbuh positif," jelas Fauzie.