Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Radikalisme, Yogyakarta Tempuh Cara Ini

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat mendorong Rancangan Peraturan Daerah tentang Ketahanan Keluarga segera disahkan untuk mencegah penanaman radikalisme di lingkungan keluarga.
Ilustrasi: Warga dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi solidaritas menolak radikalisme dan terorisme di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (13/5/2018) malam./ANTARA-M N Kanwa
Ilustrasi: Warga dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi solidaritas menolak radikalisme dan terorisme di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (13/5/2018) malam./ANTARA-M N Kanwa

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Aksi teror di Surabaya dan Riau setelah rusuh di Rutan Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, membuat seluruh wilayah pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kantor Wilayah Kementerian Agama setempat mendorong Rancangan Peraturan Daerah tentang Ketahanan Keluarga segera disahkan untuk mencegah penanaman radikalisme di lingkungan keluarga.

"Kami bersyukur dalam waktu dekat ada Perda Ketahanan Keluarga. Mudah-mudahan segera disahkan," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Lutfi Hamid di Yogyakarta, Jumat (18/5/2018).

Dia mengatakan raperda yang sekarang sedang dalam proses konsultasi di Jakarta itu merupakan satu-satunya raperda yang memiliki komponen peraturan tentang ketahanan keluarga paling komprehensif.

"Sepemahaman kami komponennya paling lengkap," kata dia.

Di dalam Perda Ketahanan Keluarga, menurut dia, di antaranya terdapat landasan kursus calon pengantin. Dalam kursus calon pengantin, kedua calon mempelai akan mendapat pengarahan mengenai fungsi reprodukai, kesadaran sosial, hingga pemahaman Islam Rahmatan Lil Alamin.

"Kami juga selalu meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DIY dilibatkan dalam peran menumbuhkan ketahanan keluarga karena memang saat ini kesadaran sebagai warga bangsa, serta kesadaran menjadikan UUD 1945 dan Pancasila sebagai landasan negara sudah mengering," kata dia.

Aksi teror bom yang dilakukan satu keluarga seperti yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur merupakan salah satu dampak lemahnya penanamam nilai kewarganegaraan, selain pemahaman agama yang keliru.

Selain melalui Perda Ketahanan Keluarga, menurut Lutfi, di DIY seluruh kurikulum di madrasah telah dirancang untuk menangkal paham radikal serta menanamkan pemahaman Islam yang moderat.

"Ini adalah langkah kami untuk melakukan pendampingan, antisipasi infiltrasi paham terorisme di lingkungan keluarga," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper