Bisnis.com, SEMARANG - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, mengimbau pelaku usaha untuk mulai bersiap menyambut transformasi digital.
"Saat ini itu bicaranya bukan siap tidak siap, tapi harus siap. Oleh karena itu, seperti yang tadi saya sampaikan, kita harus tata kemudian siapkan seluruh infrastruktur dan suprastruktur,” terangnya, dikutip Kamis (25/4/2024).
Ratna menjelaskan, dalam menyongsong transformasi digital yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu adalah Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pengguna teknologi itu sendiri. “Terutama adalah pelaksana sekaligus juga pengguna, seperti SDM. Misalnya edukasi, literasi, kepada SDM tadi, pelaku-pelaku usaha,” lanjutnya.
Selain SDM, lingkungan strategis dan regulasi kebijakan juga harus mendukung proses tranformasi digital tersebut. Sebab, Ratna menjelaskan, selain membawa berbagai manfaat positif seperti efisiensi namun transformasi digital juga membawa berbagai tantangan. Misalnya saja disrupsi pada aspek penyerapan tenaga kerja lantaran telah digantikan dengan penggunaan teknologi.
Sebelumnya, untuk mendukung upaya transformasi digital pada sektor manufaktur, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah meneken kerja sama dengan perusahaan perangkat lunak Epicor pada Rabu (24/4/2024).
Ketua Umum Kadin Jateng Harry Nuryanto menjelaskan bahwa kerja sama itu mengajak para pelaku industri untuk belajar mengikuti perkembangan teknologi. Sehingga, para pelaku usaha bisa turut mendorong perbaikan industri di Jateng.
Baca Juga
“Kita ingin mengajak para pelaku industri untuk bisa mengikuti perkembangan terkini terkait teknologi. Pertemuan ini akan ada pembahasan bagaimana trik-trik menuju melek industri yang digitalis. Kita harap peran aktifnya Epicor untuk bisa masuk ke dunia industri ke Jateng,” kata Harry.
Sebagai informasi, saat ini perusahaan manufaktur menjadi salah satu sektor penyuplai Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di Indonesia, berkontribusi sampai sebesar 19% dari PDB. Ada beberapa sektor prioritas yang menjadi kekuatan di industri manufaktur seperti makanan, tekstil, otomotif, elektronik, dan farmasi.
Realisasi investasi di industri manufaktur dalam satu dekade 2014-2013 mencapai Rp3.031,85 triliun. Dari situ, terbilang investasi manufaktur bisa menjadi salah satu kunci kemajuan ekonomi di Indonesia.
Oleh sebab itu, transformasi digital di bidang manufaktur dengan cara mengembangkan ekonomi menjadi ekonomi bernilai tambah diperlukan untuk mendorong ekonomi menuju industri 4.0.(Vatrischa Putri Nur Sutrisno)