Bisnis.com, YOGYAKARTA - Prosesi peresmian kantor cabang PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) di Yogyakarta, di luar kebiasaan, pada Jumat sore (19/1).
Lazimnya, peresmian kantor baru hanya berisikan acara pemotongan tumpeng atau pita dan penyampaian rangkaian kata sambutan dengan para tamu undangan takzim mendengarkan di deretan kursi yang disusun panitia.
Namun, peresmian Bank Jateng Cabang Yogyakarta diisi dengan gowes. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memang hobi bersepeda ini menjadi pemimpin rombongan yang terdiri dari jajaran direksi, pemimpin divisi, dan segenap karyawan Bank Jateng.
Sore yang sejuk saat itu, rute yang diambil bermula dari Kepatihan atau Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bergerak ke arah Bank Jateng Cabang Yogyakarta, Jalan Prof. Herman Yohanes, di bilangan Sagan, dengan jarak sekitar 4 km.
Kantor Bank Jateng Cabang Yogyakarta itu sekaligus menjadi pit stop para pesepeda. Istirahat sejenak sekitar 20 menit diisi dengan kata sambutan singkat, pemotongan pita, dan peninjauan gedung.
Setelah itu, Ganjar dan para pesepeda melanjutkan perjalanan ke garis finish di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center yang berjarak sekitar 7 km.
Sebelumnya, cara unik yang dilakukan Bank Jateng untuk ‘menyapa’ sekaligus kulonuwun ke masyarakat Yogyakarta adalah menggelar konser dengan menghadirkan grup musik asal Denmark, Michael Learns to Rock (MLTR), pada Oktober 2017.
Multiplier Effect
Bagi seluruh masyarakat penjuru Tanah Air, DIY memiliki berbagai macam daya tarik, mulai dari kebudayaan, pariwisata, kuliner, hingga pendidikan. Tak dipungkiri, daerah itu menjelma menjadi salah satu destinasi favorit untuk dikunjungi.
Dicap sebagai destinasi favorit membuat DIY selalu memoles diri di seluruh turunan sektor pariwisata, seperti destinasi wisata baru yang terus diciptakan, akomodasi hotel yang banyak dibangun, dan industri kreatif yang semakin bermunculan.
Sebagaimana diketahui, DIY berusaha terus membenahi diri dengan membangun New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo dan diprediksi rampung pada 2019 mendatang.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno menilai bandara baru itu diprediksi akan memberikan multiplier effect bagi warga eks Karesidenan Kedu bagian selatan yang meliputi Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Purworejo.
“Tentu itu [New Yogyakarta International Airport] ke depan akan membawa geliat ekonomi di Jateng, khususnya Kedu bagian selatan karena berbatasan langsung dengan DIY,” ujarnya saat memberikan kata sambutan pada malam gala dinner pembukaan Bank Jateng Cabang Yogyakarta, Jumat (19/1).
Sebagai provinsi yang berdampingan, Jateng dan DIY merupakan dua provinsi yang tak terpisahkan. Satu sama lain saling membutuhkan. Bahkan, boleh dibilang satu rumpun.
Selain itu, mobilitas penduduk dua provinsi itu sangat tinggi. Ada warga DIY yang bekerja di wilayah Jateng atau sebaliknya.
“Bahkan, pada zaman perjuangan dulu, antara Jateng dengan DIY relatif sama pergerakannya,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada kesempatan yang sama.
Menurut survei yang dilakukan Bank Jateng, lebih dari 60% mahasiswa Yogyakarta berasal dari Jateng. Belum lagi, banyak pelaku usaha asal Jateng yang berinvestasi di Yogyakarta.
Bahkan, sekitar 30%-40% investor yang menanamkan modalnya di DIY itu berasal dari Jateng. Dengan demikian, hal itu menjadi peluang Bank Jateng dalam melebarkan sayapnya ke provinsi tetangga.
Ganjar menekankan kepada Bank Jateng untuk bersinergi dengan industri-industri terkait, baik sektor riil maupun finansial. Dia berharap keberadaan Bank Jateng di Yogyakarta dapat membantu pelayanan kebutuhan perbankan masyarakat sekitar, khususnya masyarakat Jateng yang tinggal di kota itu.
“Harapannya bisa ikut membangun dan menggerakkan ekonomi yang ada di Yogyakarta, terutama sektor pendidikan dan pariwisata. Tak menutup kemungkinan sektor yang lain,” ujarnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pariwisata merupakan salah satu sektor penggerak utama ekonomi DIY, selain pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Dengan beragam potensi itu, Bank Jateng yakin bisa mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp480 miliar dan menyalurkan kredit sebesar Rp400 miliar sepanjang tahun ini.
Transformasi BPD
Supriyatno menambahkan, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan program Transformasi BPD dalam rangka memperkuat daya saing perbankan daerah.
Melalui Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), maka BPD se-Indonesia telah bersepakat saling bersinergi, di bidang produk dan layanan, teknologi, Unit Usaha Syariah (UUS), dan lainnya.
Sebagai sesama rumpun BPD, ungkap Supriyatno, Bank Jateng dan Bank BPD DIY juga memiliki ikatan kerja sama, antara lain pengelolaan dana haji unit usaha syariah, kredit mikro Sparkassen, dan kredit sindikasi. Sebagai sesama BPD yang bertetangga, Bank Jateng merasa memiliki kesamaan niat dan komitmen, mengembangkan perekonomian daerah sebagai penyangga utama pembangunan nasional.
Di tengah persaingan antarbank menyongsong pemberlakuan Integrasi Perbankan Asean pada 2020, yang diiringi pula dengan masuknya era digital banking, maka masing-masing bank saat ini berlari kencang untuk berbenah diri.
“Beroperasinya Bank Jateng Kantor Cabang Yogyakarta merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi kami,” tegasnya.
Dia menyadari kesempatan usaha yang baik ini, hanya bisa diraih dengan mengedepankan sinergitas antar pelaku usaha, khususnya antarbank.