Bisnis.com, YOGYAKARTA—Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut hingga saat ini angka kebuntingan melalui program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting atau "Ubsus Siwab" di DIY sepanjang 2017 masih rendah.
"Minimnya tingkat kebuntingan ternak sapi pada program Ubsus Siwab itu disebabkan karena masih adanya ketidaksinkronan pelaksanaan program di lapangan," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) DIY Sutarno di Yogyakarta, Kamis (1/2/2018).
Dia mengatakan penyebab utama rendahnya angka kebuntingan ternak tersebut karena banyak sapi milik peternak merupakan sapi hasil perkawinan silang, sehingga cukup sulit dikembangbiakkan.
"70-80 persen sapi kita memang sudah mengalami persilangan. atau biasa disebut sapi crosing. Akibatnya birahi sapi tidak nampak. Interval birahi sapi crosing juga lebih panjang dibandingkan sapi bukan hasil silangan," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan penyebab rendahnya angka kebuntingan dalam program Ubsus Siwab 2017, juga disebabkan masih minimnya kemampuan manajemen reproduksi yang dimiliki para peternak di DIY.
Ia mengakui belum semua peternak memiliki kemampuan atau ketrampilan memadai dalam mempercepat proses birahi, atau mengetahui kapan waktu sapi birahi.
Oleh sebab itu, kata dia, Dinas Pertanian DIY akan melakukan evaluasi guna mendukung program Upsus Siwab pada 2018. Salah satunya dengan mendorong peternak memiliki kemampuan manajemen reproduksi lebih baik melalui sosialisasi penyuluhan dan pendamping.
Selama 2018, Distan DIY tetap optimistis menargetkan upaya Inseminasi Buatan (IB) terhadap sebanyak 100.800 ekor sapi, dengan target tingkat kebuntingan 70 persen, dan target tingkat kelahiran mencapai 80 persen.
Selama program Ubsus Siwab 2018, menurut dia, Distan DIY mendapatkan anggaran Rp17 miliar atau turun dari 2017 yang mencapai Rp20 miliar. "Karena targetnya juga berkurang," kata dia.