Bisnis.com, TEMANGGUNG—Sekitar 200 ribu petani di Jawa Tengah belum mendapatkan kartu tani, meskipun penggunaannya telah dimulai pada 1 Januari 2018, kata Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Provinsi Jateng Peni Rahayu.
"Namun mereka yang belum mendapat kartu tani tetap bisa mendapatkan pupuk bersubsidi asal terdaftar dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK)," katanya di Temanggung, Rabu (7/2/2018).
Ia menyampaikan hal tersebut usai rapat evaluasi pelaksanaan kartu tani di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung yang dihadiri perwakilan dari Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Semarang, dan Kota Salatiga.
Kartu Tani adalah kartu debit BRI yang digunakan secara khusus untuk membaca alokasi pupuk bersubsidi dan transaksi pembayaran pupuk bersubsidi di mesin Electronic Data Capture (EDC) BRI yang ditempatkan di pengecer.
"Kami akui sekitar 200 ribu petani belum mendapat kartu tani, tetapi kami minta para pengecer tetap melayani mereka mendapatkan pupuk bersubsidi, yang penting ada di RDKK," katanya.
Ia menuturkan kartu tani ini salah satu upaya Pemprov Jateng berkeja sama dengan kabupaten/kota seluruh Jateng untuk pendataan petani di seluruh Jateng, karena selama ini Jateng yang sudah berusia 65 tahun belum mempunyai data petani.
Ia menyebutkan jumlah petani di Jateng saat ini sekitar 2.567.000 orang, dengan luas lahan sekitar 1.300.000 hektare. Dalam kartu tersebut ada data nama, alamat, dan kepemilikan luas lahan.
Menurut dia, manfaat lain kartu tani adalah untuk menertibkan ditribusi pupuk, karena seperti ditahui bahwa pupuk bersubsidi ini menggunakan uang negara yang tidak sedikit. Satu tahun di seluruh Indonesia itu ada Rp31 triliun dan Jateng mencapai Rp6 triliun sehingga menjadi tugas bersama baik provinsi maupun kab/kota untuk mengawasi distribusi pupuk agar benar-benar sampai pada petani yang berhak untuk mendapatkannya.
Ia menuturkan yang belum mendapatkan kartu tani itu hampir merata di seluruh 35 kabupaten/kota di Jateng, cuma jumlahnya yang berbeda.