Bisnis.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap adanya pembangunan pertanian pangan yang berkelanjutan di Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan Ganjar saat mengunjungi pusat pelatihan Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement (OISCA) di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Rabu (1/8/2018).
Pembangunan pertanian itu antara lain dengan mengurangi pupuk kimia dan lebih mengedepankan pupuk organik. Ini diharapkan bisa diterapkan oleh petani di Jawa Tengah, seperti telah dilakukan OISCA dengan menggunakan pupuk organik.
Pada kunjungan itu Ganjar berkesempatan memanen melon organik di dalam screen house OISCA. Dia mengagumi kualitas hasil buah berpupuk organik yang tak jauh beda dengan pupuk kimia, bahkan menurutnya lebih baik.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berujar ingin bertukar teknologi pertanian dengan OISCA Jepang.
“Jawa Tengah memiliki learning center di Soropadan, fasilitasnya lebih bagus, tapi teknologinya itu yang kami ingin berbagi. Harapannya kita akan saling mengisi dan nantinya mendapatkan kesempurnaan," jelas Ganjar dalam keterangan persnya.
Dia berharap, pertukaran teknologi itu nantinya bisa diujicobakan secara lanjut dan dicatat dengan detail. Sehingga nanti saat para petani yang ikut pelatihan sudah menyebar di seluruh Indonesia, masih bisa tercatat dengan lengkap komoditas, kualitas hingga jumlah produksinya.
Hal itu ungkapnya bisa dijadikan basis data yang memang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Bagi dia, data berguna bagi pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pengontrolan pertanian.
Lebih lanjut Ganjar menginginkan agar produk tanaman asli Jateng dapat berkompetisi di kelas dunia. Sebab, menurutnya hasil pertanian terutama tanaman pangan dengan kualitas tinggi sangat bisa diusahakan dan diproduksi, sehingga nantinya Jawa Tengah memiliki produk pertanian yang berkualitas tinggi.
"Jepang sudah siap jadi offtaker-nya (produk pertanian Jateng). Bahkan dari beberapa produk di Soropadan [Temanggung] itu sudah diekspor ke Singapura. Harapan kita, petaninya nanti dapat hasil yang baik," tambah Ganjar.
Pada kunjungan itu Ganjar disambut Direktur OISCA TC Karanganyar Mulyono Herlambang di ruang Yae Nogei Hall. Pada kesempatan itu Mulyono mengatakan ada beberapa program yang dilakukan organisasinya, antara lain program pelatihan pertanian reguler.
"Lama pendidikan 9 bulan secara asrama. Kegiatan praktik 85%, teori 15%. Setelah selesai, harapan kami, mereka pulang kampung halaman mengembangkan ilmunya," kata Mulyono.
Dia pun membeberkan sejumlah hasil para alumni OISCA. Salah satunya adalah penghijauan lahan bakau 2.500 hektare untuk mengantisipasi abrasi Pulau Jawa. "Mulai dari Jawa Tengah sampai Madura. Itu sejumlah proyek alumni kami," ujarnya.