Bisnis.com, PATI -- Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibilty/CSR) berupa Program Kelas Budaya Industri yang melibatkan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) bersama Yayasan Toyota Astra (YTA), Jumat (24/8/2018), diresmikan di SMK Tunas Harapan Pati.
Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono mengatakan program Kelas Budaya Industri tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperkaya keterampilan lulusan SMK, sehingga lebih mudah terserap dengan baik di dunia usaha.
"Kegiatan ini salah satu cara kita mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia industri. Supaya ada link and match," ujarnya, dalam acara peresmian tersebut.
Menurutnya, tantangan dunia industri yang semakin kompetitif menuntut tersedianya SDM yang dapat beradaptasi dengan baik dalam aktifitas di lapangan kerja. Dia menyatakan pihaknya berusaha untuk mendukung geliat ekonomi Indonesia, salah satunya melalui pengenalan praktik-praktik di dalam industri.
Dalam Kelas Budaya Industri, peserta akan menerima pengetahuan budaya industri yang diharapkan dapat memenuhi kriteria kecakapan kerja yang menekankan mentalitas bekerja secara sistematis, efisien, dan efektif untuk membentuk lulusan ‘siap pakai.’ Artinya, para siswa yang sudah mengikuti Kelas Budaya Industri diharapkan sudah jauh lebih siap untuk mengaplikasikan keterampilan teknis tertentu yang spesifik dengan jenis pekerjaan yang akan ditangani di dunia industri.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Toyota-Astra Motor Darmawan Widjadja berharap Kelas Budaya Industri tersebut dapat memberi dampak positif pada mutu keterampilan dan kemampuan para siswa SMK.
"Dengan demikian, akan meningkatkan angka penyerapan lulusan SMK yang berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga terampil dalam industri otomotif yang terus berkembang," katanya.
Nantinya, penanaman mentalitas kelas budaya industri akan dilakukan dengan mengintegrasikan secara konsisten wawasan budaya industri yang meliputi prinsip-prinsip 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin), keselamatan kerja, kerjasama kelompok, orientasi pada kualitas proses dan hasil kerja, kaizen atau penyempurnaan secara terus menerus, dan pemecahan masalah secara sistematis.