Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Pacu Ekspor Rajungan

Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kota Semarang tengah memacu hasil produksi komoditas rajungan di Jawa Tengah.
Nelayan menaikkan rajungan hasil tangkapan ke atas mobil di Pantai Jumiang, Pamekasan, Madura, Rabu (14/6)./Antara-Saiful Bahri
Nelayan menaikkan rajungan hasil tangkapan ke atas mobil di Pantai Jumiang, Pamekasan, Madura, Rabu (14/6)./Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, SEMARANG -- Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kota Semarang tengah memacu hasil produksi komoditas rajungan di Jawa Tengah.

Jawa Tengah (Jateng) merupakan salah satu pengekspor rajungan terbesar di Indonesia. BKIPM Semarang mencatat ekspor rajungan dari daerah itu mencapai 234 ton per Agustus 2018 atau 37,4% dari total produk perikanan Jateng. 

Kendati demikian, secara nasional produksi rajungan mengalami penurunan sampai 20%, dari 19 juta kilogram (kg) pada 2016 menjadi 15,9 juta kg pada 2018. 
 
Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana menuturkan saat ini, rajungan memang menjadi primadona ekspor. Sebab, dari seluruh komoditas hasil perikanan di Jateng rajungan menempati urutan pertama. 
 
"Rajungan memang menjadi andalan Jateng dalam ekspor hasil perikanan. Ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan rajungan dari luar negeri, khususnya dari AS dan beberapa negara Asia," ujarnya, Rabu (3/10/3018).
 
Gatot menjelaskan AS dan beberapa negara Asia masih menjadi tujuan ekspor utama. Adapun rajungan untuk kualitas ekspor terutama didatangkan dari Jateng bagian utara.

Selain itu, BKIPM juga menerima rajungan dari beberapa daerah di Indonesia Timur termasuk Sulawesi.
 
Dia menambahkan rajungan dengan kualitas ekspor harus mempunyai berat di atas 60 gram, sesuai dengan aturan dari pemerintah.

"Semua rajungan yang diekspor harus mempunyai berat yang ideal sebelum dilakukan ekspor ke luar negeri. Ini untuk menjaga kualitas rajungan yang dihasilkan," terang Gatot.
 
Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Pengelolaan Ranjungan Indonesia (APRI) Bambang Arif Nugraha menyatakan Jateng berada di peringkat ketiga untuk penyumbang rajungan setelah Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat (Jabar).

Saat ini, ada 90.000 orang nelayan rajungan dan 20% di antaranya berasal dari Jateng. Jumlah ini cukup banyak mengingat Jateng masuk dalam zona kuning untuk penangkapan rajungan. 
 
"Penyumbang rajungan terbesar masih dari Jatim. Untuk itu, kami sedang memacu ekspor rajungan di Jateng agar terus alami peningkatan, seiring dengan banyaknya nelayan rajungan," ucapnya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper