Bisnis.com, SEMARANG - Pembangunan Jalan Tol Semarang - Batang terus dikebut. Masalahnya, akses ke beberapa desa terhalang proyek tol tersebut.
Ketua DPRD Provinsi Jateng Rukma Setyabudi mengatakan agar tidak ada keributan saat pengerjaan jalan tol jalan desa dan jalan Perhutani akan tetap dibuka.
Rukma mengharapkan agar jalan desa yang aksesnya tertutup pembangunan tol bisa segera dibuka kembali. Dia juga meminta Jasa Marga selaku investor mencarikan solusinya.
"Menurut saya kedua belah pihak mampu menurunkan emosinya masing-masing. Solusi dari saya, Jasa Marga dan bapak-bapak pengusaha dan Perhutani bersama-sama meminta izin langsung ke BPJT. Jasa Marga jangan berdiam diri karena ini kan ada runtutannya kenapa bisa jadi seperti ini. Jasa Marga harus ikut terlibat untuk membantu ke BPJT, sehingga masalah ini tidak berlarut-larut dan cepat selesai," kata Rukma, Kamis (4/10/2018)
Lebih lanjut Rukma meminta pihak yang bersengketa untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
"Saya rasa selama masa kontruksi tidak masalah jika diberi izin akses jalan untuk lewat. Sambil kita bersama-sama mengurus izin ke BPJT saya harap kedua pihak bisa menurunkan emosinya masing-masing, dan tidak merusak akses jalan yang sudah baik agar saat izin dari BPJT sudah diberikan jalan tinggal dibenahi kembali," kata Rukma.
Disisi lain, Direktur Tekhnik PT Jasa Marga Semarang Batang (JSB) Abdul Rohim mengatakan, masalah desain awal pengerjaan jalan tol Semarang-Batang sudah ada di awal kontrak. Saat join survei tidak ditemukan masalah di lapangan.
"Persoalan permintaan akses memang tidak bisa kami berikan karena dalam UU tidak boleh ada pertemuan sebidang dengan jalan umum. Kami selaku investor hanya menangani masalah pembebasan lahan dan pembangunan rencana awal saja. Untuk masalah perizinan itu bukan wewenang kami melainkan wewenang BPJT," kata Rohim.
Seperti diketahui, Jalan Tol Batang-Semarang merupakan bagian dari proyek Jalan Tol Trans Jawa yang dibagi menjadi 5 seksi, terdiri dari Seksi 1 Batang-Batang Timur (3,20 Km), Seksi 2 Batang Timur-Weleri (36,35 Km), Seksi 3 Weleri-Kendal (11,05 Km), Seksi 4 Kendal-Kaliwungu (13,50 Km), dan Seksi 5 Kaliwungu-Krapyak (10,10 Km). Sementara itu, untuk pengerjaan ditargetkan selesai akhir tahun 2018.