Bisnis.com, SEMARANG – Puluhan karyawan PDAM Tirta Moedal duduk bersimpuh di halaman kantor yang terletak di Jl. Kelud Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (15/10/2018).
Dipandu seorang ulama yang berpakaian serba putih, para karyawan PDAM itu terlihat khusyuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Doa itu mereka panjatkan seusai menjalani salat berjamaah. Salat yang mereka gelar itu tak lain adalah salat Istisqa atau minta hujan.
"Salat Istisqa ini merupakan upaya kami menghadapi krisis air yang terjadi saat ini. Ketika pasokan air di mana-mana sudah mengalami krisis. Kita perlu bermunajat kepada Allah SWT," ujar Pjs. Dirut PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, M. Farchan, seusai menjalankan salat.
Farchan mengatakan pasokan air bersih di Kota Semarang memang telah surut. Kondisi itu salah satu penyebabnya tak lain musim kemarau yang berkepanjangan.
Surutnya pasokan air itu pun membuat PDAM kesulitan melayani warga. Patokan air dari PDAM ke warga yang biasanya 900-1.000 liter per detik kini menurun drastis menjadi 620 liter per detik atau turun sekitar 40%.
"Kondisi ini terjadi hampir di seluruh wilayah. Sumber air sudah mengering. Jadi kalau ada yang airnya mengalir dua-tiga hari sekali, itu bukan kehendak kita," keluh Farchan.
Farchan menyebutkan saat ini PDAM Tirta Moedal Kota Semarang hanya mengandalkan pasokan air dari Instalansi Pengolahan Air (IPA) Kaligarang. Meski demikian, IPA Kaligarang tak akan mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga di Kota Semarang.
"Belum lagi kami juga harus melayani kebutuhan air di bandara, pelabuhan, dan lain-lain. Tapi, yang kami utamakan tetap warga, baik pelanggan maupun bukan," beber Farchan.