Bisnis.com, SEMARANG - Petani Jagung di Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang berharap agar pemerintah tidak melakukan impor jagung kembali. Pasalnya ,saat ini petani di wilayah tersebut tengah melakukan panen raya.
Ketua Kelompok Tani Desa Tegaldowo Nyono mengatakan, pemerintah agar tidak mengimpor jagung kembali dengan harapan harga jual bisa naik.
Adapun, jenis jagung yang dipanen, kata dia adalah jagung Bisi 18. Untuk luas lahan tanaman jagung miliknya sendiri 2,5 hektare dengan produksi 8 ton per hektare.
"Ini luas perkebunan 2,5 hektare dengan jagung jenis Bisi 18, berasal dari bantuan pemerintah dan swadaya petani. Ini harga jualnya Rp2.200. Harapan kami pemerintah tidak mengimpor jagung agar harga jual bisa naik," ujar Nyono melalui keterangan tertulis Kamis (28/2/2019).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Suratmin mendukung harapan petani agar pemerintah tidak mengimpor jagung. Rembang sendiri siap mendukung program pemerintah terkait swasembada jagung.
Dia menyebutkan, bahwa saat ini Rembang sedang memasuki musim panen jagung, khusus di desa Tegaldowo ada 1000 hektare dan untuk luas lahan tanaman jagung di kabupaten Rembang saat ini mencapai 18.000 hektare.
Baca Juga
“Total lahan jagung mulai Oktober 2018 sampai Februari 2019 ini mencapai 18 ribu hektar. Dan yang sudah panen 5.000 hektare, harga jualnya Rp2.200 pipil kering panen memang mengalami penurunan dulu sempat Rp2500 dan Rp3000," ujarnya.
Satu tahun diharapkan luas tanaman jagung di Rembang mencapai 25.000 hektare. Pihaknya berharap pemerintah pusat bisa memperhatikan penurunan harga jual jagung, agar petani bisa merasakan untung yang lebih besar.