Bisnis.com, SEMARANG – Pasar ekspor yang terbuka lebar, ternyata belum bisa dimanfatkan oleh pelaku industri kreatif di Indonesia.
Salah satunya adalah industri kreatif dibidang kuliner, yang dianggap punya potensi besar untuk masuk pasar internasional.
Untuk mendorongnya, Badan Ekonomi Kratif (Bekraf) menyelenggarakan sosialiasi Kreatif Food 2019 yang diselenggarakan di 10 Kota termasuk di Semarang, Senin (11/3/2019).
Plt Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri Bekraf, Fahmy Akmal mengatakan jika kreatif food sebelumnya telah diinisasi Bekraf sejak tahun 2016, dengan melibatkan pemerintah, pihak swasta, dan pelaku usaha kratif untuk bisa mengembangkan ekonomi kratif di Indonesia.
“Pelaksanaan pada tahun ini diselenggarakan berbeda, dengan menajanjki akses dan peluang pasar dalam dan luar negeri, dengan pelaku kuliner yang punya kapasitas produksi dengan skala ekpor,” katanya.
Industri kreatif lanjut Fahmy, bisa dilakukan siapa saja termasuk generasi milenal, asalkan punya ide dan inovasi berupa produk ekonomi kreatif, jasa kreatif yang terbuka lebar untuk pasar dalam dan luar negeri dengan lima kategori, yakni food sevice, readt to eat, ready to drink, ingredients, dan food innovation.
Baca Juga
“Semua industri kreatif yang sudah kapasitas dan kapabilitas akan difasilitasi. Kami akan memfasilitasi tempat pameran dan mendatangkan investor atau buyer dari luar ngeri untuk melihat produk mereka,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan Foodlab Indonesia, Yustinus Agung mengatakan jika industri kratif di Indonesia saat ini punya potensi yang besar untuk masuk ke pasar ekspor, termasuk dari segi kuliner.
Biasanya industri kratif kuliner sendiri kurang bisa bersaing atau masuk ke pasar ekspor lantaran terkendala regulasi, permodalan, dan pemasaran.
“Dengan event ini, kami ingin para pelaku usaha untuk membuat sebuah ekosistem dan masuk ke pasar ekspor, caranya adalah mempertemukan pelaku usaha dengan market, misalnya agent, reseller dan distributor yang siap membantu untuk menjualan prorduk mereka,” tambahnya.
Pada era pasar terbuka saat ini, lanjut Yustinus, peluang kuliner sebagai salah satu cabang indutsri kratif bisa dbilang terbuka lebar dan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk generasi milenial dengan konsep usaha amati, tiru, dan modifikasi (ATM )berskala industri rumah tangga.
"Biasanya pelaku industri kratif ini hanya melakukan penganatan dan meniru, tanpa melakukan modifikasi, sehingga tidak memiliki nilai tambah untuk dijual,” pungkasnya.