Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Temanggung Dibekali Ilmu Iklim

Puluhan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dibekali ilmu iklim dalam Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahap 3 di Desa Tegalsari, Kedu.
Ilustrasi: Warga mengambil air dari sumur sawah di Dusun Ngasem, Monggot, Gundih, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (3/9/2018)./Antara-Yusuf Nugroho
Ilustrasi: Warga mengambil air dari sumur sawah di Dusun Ngasem, Monggot, Gundih, Grobogan, Jawa Tengah, Senin (3/9/2018)./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, TEMANGGUNG – Puluhan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dibekali ilmu iklim dalam Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahap 3 di Desa Tegalsari, Kedu.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang Tuban Wiyoso di Temanggung, Senin, mengatakan SLI ini untuk pembelajaran pada petani berkaitan dengan penanaman guna mengantisipasi iklim ekstrem.

"Bagaimanana mengadaptasi kondisi iklim kaitannya dengan penananman. Iklim itu sebenarnya kondisi cuaca rata-rata. Cuaca itu unsurnya ada suhu, kelembaban, curah hujan, angin dan sebagainya," ujarnya pada Senin (11/3/2019).

Dia menuturkan dengan kegiatan SLI, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingin menyosialisasikan pentingnya informasi iklim dalam mendukung kegiatan pertanian di Indonesia.

"Kegiatan SLI merupakan cara BMKG sebagai penyedia informasi dan petani sebagai end user berinteraksi melalui penyuluh petani lapangan," katanya.

Menurut dia, dari beberapa kegiatan SLI Tahap 3 yang dilaksankan selama satu musim tanam, secara umum menunjukkan peningkatan produksi dengan persentase hingga 30 persen dibandingkan dengan rata-rata produksinya.

Dia mengatakan hal ini menunjukkan dengan adanya kegiatan SLI pada aktivitas kelompok tani yang telah mendapatkan pemahaman informasi iklim dan memanfaatkan produk informasi iklim dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

SLI Tahap 3 ini dilaksanakan di lahan persawahan dan saung yang sudah disiapkan, berada di hamparan persawahan milik kelompok tani di Desa Tegalsari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Lahan belajar berupa areal tanaman pangan sebanyak tiga petak  kurang lebih seluas 2.000 meter persegi yang dibagi menjadi 30 titik pengamatan pada pertotongan garis diagonal serta lingkungan di sekitarnya.

"Petak belajar atau demplot dikelola sesuai kebiasaan petani setempat, baik dari segi pemupukan, pengairan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper