Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Jateng Klaim Berhasil Hapuskan 3.977 Hektare Kawasan Permukiman Kumuh

Pemprov Jateng Klaim Berhasil Hapuskan 3.977 Hektare Kawasan Permukiman Kumuh
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (tengah) didampingi Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin (kanan) dan vokalis grup band Slank Kaka (kiri)sem/Antara
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (tengah) didampingi Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin (kanan) dan vokalis grup band Slank Kaka (kiri)sem/Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menghilangkan kawasan permukiman kumuh mulai menunjukkan hasilnya. Tahun demi tahun, jumlah kawasan permukiman kumuh di Jawa Tengah terus mengalami penurunan.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Budi Wibowo mengatakan, pada 2014 lalu jumlah kawasan permukiman kumuh di Jawa Tengah berdasarkan RPJMN sebanyak 3.982 hektare. Namun setelah seluruh Bupati/Wali Kota di Jawa Tengah melakukan pengecekan dan update data, kawasan permukiman kumuh di Jateng jauh lebih tinggi dari data RPJMN itu, yakni mencapai 6.981 hektare.

"Dari jumlah itu, pemerintah terus melakukan kegiatan penghapusan kawasan permukiman kumuh dengan serius. Dan pada tahun ini, kawasan kumuh itu berkurang dan hanya tinggal menyisakan 3.004 saja. Artinya sejak 2014 sampai sekarang, sudah ada 3.977 hektare kawasan kumuh di Jateng yang berhasil dihilangkan," kata Budi Senin (25/3/2019).

Sisa kawasan permukiman kumuh tersebut lanjut Budi akan dikeroyok bersama-sama untuk penyelesaiannya. Sesuai target, hingga 2024 semua kawasan kumuh di Jawa Tengah akan dihapuskan.

"Penghapusan kawasan kumuh ini penting karena tidak hanya membuat wajah daerah tertata rapi, juga berkaitan dengan kondisi sosial masyarakat yang ada. Jika kawasan permukiman kumuh, maka kesehatan, kesejahteraan dan faktor-faktor sosial lain tidak akan terwujud," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, fokus penghapusan kawasan permukiman kumuh tidak boleh hanya mengedepankan faktor infrastruktur saja. Lebih dari itu, aspek kultural dan sosial masyarakat juga harus diperhatikan.

"Mohon maaf, di lokasi kawasan permukiman kumuh itu banyak ditemui permasalahan sosial seperti kemiskinan, pengangguran, narkotika, kriminalitas. Ini harus diperhatikan, jadi jangan hanya merubah tampilannya saja, namun kultural masyarakat harus juga dirubah," kata dia.

Menurut Ganjar, banyak masalah yang timbul di kawasan permukiman kumuh. Dirinya mengku sudah beberapa kali mengunjungi sejumlah kawasan kumuh dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana kehidupan sosial masyarakatnya.

"Saya menemukan ada anak kecil sudah mengenal narkotika, ada yang ngelem, seks bebas dan lainnya. Maka penataan kawasan permukiman kumuh ini penting selain demi keindahan juga untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.

Kesejahteraan masyarakat lanjut Politisi PDI Perjuangan tersebut salah satunya diukur dari ada tidaknya kawasan kumuh. Maka di negara-negara maju, aspek ini benar-benar diperhatikan.

"Hampir tidak ada di negara maju itu kawasan kumuh. Di negar-negara maju itu pasti lingkungannya bersih, tertata rapi dan aman. Mari kita mewujudkan hal itu secara pelan namun pasti, karena menyelesaikan masalah ini tidak bisa dilakukan secara instan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Rizki

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper