Bisnis.com, WONOGIRI — Entah apa yang merasuki pikiran Nurhayati Kustanti, 41, hingga dia tega menghabisi nyawa Sugimin, 42, anggota DPRD Sragen dari Partai Golkar yang kembali mencalonkan diri sebagai legislator di daerahnya menggunakan racun tikus.
Terungkap fakta bahwa Nurhayati memiliki pendidikan tinggi. Warga yang memiliki tempat usaha konfeksi di Lingkungan Gunung Kukusan RT 002/RW 009, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri itu bergelar magister pertanian (S2).
Dia tercatat sebagai dosen aktif di Universitas Kahuripan Kediri. Di perguruan tinggi swasta itu Nurhati mengajar mahasiswa S1. Saat ini Nurhayati sedang menyelesaikan program doktoral (S3) pertanian di Universitas Sebelas Maret.
Namun, gelar doktor itu belum akan disandangnya dalam waktu dekat karena Nurhayati harus menjalani proses hukum. Tak tanggung-tanggung, dia terancam hukuman mati atau seumur hidup atau 20 tahun penjara. Sebab, polisi menjeratnya dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.
Sangkaan lain yang dikenakan terhadapnya, yakni Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun. Pasal pembunuhan berencana diterapkan karena polisi meyakini Nurhayati membuat rencana terlebih dahulu sebelum akhirnya merealisasikannya.
Fakta itu terungkap dalam gelar tersangka dan barang bukti yang dipimpin Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, di Aula Mapolres Wonogiri, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Rabu (24/4/2019).
Polisi menghadirkan Nurhayati selaku tersangka dan sejumlah barang bukti. Dari awal hingga akhir kegiatan yang dihadiri wartawan dari berbagai media elektronik, cetak, dan online nasional dan lokal itu, Nurhayati diam seribu bahasa.
Dia mengenakan kerudung merah dan mengenakan masker. Kepalanya selalu tertunduk. Dia pun menyatakan tak ingin memberi pernyataan apa pun kepada media setelah wartawan meminta konfirmasinya.
Suap Pemilu
Pada jumpa pers itu terungkap fakta lain mengenai alasan Nurhayati tega membunuh Sugimin dan kronologi sebenarnya. Kapolres menyampaikan Nurhayati membunuh Sugimin karena merasa terus ditekan untuk menyiapkan 15.000 lembar amplop yang setiap lembar diisi Rp50.000. Total uang yang diminta Rp750 juta.
Jika tak memenuhinya, menurut Nurhayati, Sugimin akan menculik anaknya yang berusia delapan tahun. Bahkan, menurut tersangka, Sugimin juga mengancam akan menghabisi nyawa Nurhayati dan keluarganya.
Sedianya uang yang diminta itu untuk memenuhi kebutuhan Sugimin dalam kontestasi memperebutkan kursi di parlemen. Namun, Sugimin terus menekannya agar Nurhayati segera memenuhinya.
Suatu ketika Sugimin datang ke rumah Nurhayati dan meminta uang Rp10 juta sambil marah-marah. Nurhayati tak dapat memenuhinya. Karena tertekan, akhirnya niat Nurhayati membunuh Sugimin muncul.
Pada 6 April Nurhayati mendatangi dukun. Saat itu dia ingin menyantet Sugimin. Namun, selang sehari Sugimin datang lagi ke rumahnya, sehingga Nurhayati berpikir santetnya gagal.
Setelah itu Nurhayati berniat membunuh Sugimin dengan racun tikus. Pada 10 April dia lalu membeli 16 bungkus racun tikus di Kaloran, Giritirto secara bertahap.
“Pada Kamis, 11 April, kebetulan korban datang ke rumah tersangka [Perumahan Purwosari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Wonogiri] dalam kondisi diare. Lalu tersangka punya ide membunuh korban dengan racun yang diletakkan dalam kapsul obat diare merek Diapet. Total ada empat kapsul berisi racun tikus yang diminumkan kepada korban,” kata Kapolres didampingi Kasatreskrim, AKP Aditia Mulya Ramdhani.
Nikah Siri
Sebetulnya, kedekatan Nurhayati dengan Sugimin terjadi sejak lama. Bahkan keduanya pernah menikah siri pada 2016 meski masing-masing dari mereka sudah berkeluarga.
Anehnya, suami Nurhayati, Nurwanto, mengetahui hubungan mereka. Namun, Nurwanto hanya menerima kenyataan itu tanpa bisa berbuat banyak. Hal itu sesuai yang disampaikan kerabat, To.
Saat ditemui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Kelurahan Giriwono, belum lama ini, lelaki paruh baya itu mengibaratkan Nurwanto hanya sebagai keset yang diinjak-injak Nurhayati.
Nurwanto sering dimarahi istrinya itu. To pun merasa heran mengapa Nurwanto bisa bertahan hidup bersama Nurhayati yang tak pernah menghargainya.
Nurwanto merupakan lelaki yang bersama Mugiono membawa Sugimin dalam kondisi tak sadarkan diri ke IGD RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Selasa (16/4) pukul 01.30 WIB.
Sementara, Mugiono adalah orang yang diminta Nurhayati membuat cerita rekayasa yang seolah-olah Sugimin ditemukan sudah dalam kondisi sakit di gang sisi utara SMPN 1 Wonogiri. Pada jumpa pers itu terungkap Mugiono adalah orang tua Nurhayati.
Saat membawa Sugimin ke RSUD, ternyata Nurhayati turut mendampingi mereka. Saat ini Nurwanto dan Mugiono sebagai saksi.
Ditanya ihwal ada tidaknya kemungkinan keduanya turut ditetapkan sebagai tersangka, polisi mengatakan masih fokus menangani perkara utama. Berdasar penyidikan, Nurwanto mengetahui istrinya memberi racun tikus kepada Sugimin setelah Nurhayati memberi racun tikus kali pertama. Saat itu Nurhayati memberi tahu Nurwanto.
Setelah itu Nurwanto tak menyarankan Nurhayati agar Sugimin dipulangkan ke rumahnya di Sragen. Kemudian Nurwanto tak ingin terlibat urusan apa pun dengan Nurhayati. Seperti diketahui, Nurhayati memberi racun sebanyak tiga kali.
“Hasil labfor [laboratorium ferensi] menyebutkan darah korban mengandung racun pestisida dengan zat aktif kimia aldicarb [zat yang terkandung pada racun tikus]. Kandungan itu yang membuat korban meninggal dunia. Hasil ini memperkuat pembuktian bahwa korban dibunuh menggunakan racun,” imbuh Kapolres.
Tersangka Depresi
Sementara itu, pengacara Nurhayati, Leonardus, yang turut hadir dalam gelar tersangka dan barang bukti, mengatakan kliennya saat ini depresi, tetapi tak sampai mencoba bunuh diri seperti yang diberitakan di media.
Nurhayati depresi karena merasa pendidikan tinggi yang telah dicapainya selama ini sia-sia. Dimintai konfirmasi ihwal hubungan Nurwanto dan Mugiono dengan Nurhayati, pengacara yang biasa disapa Leo itu tak memungkiri bahwa Nurwanto merupakan suami dan Mugiono orang tua Nurhayati.
Kronologi Pembunuhan Caleg Golkar |
11 April dini hari, Sugimin datang ke rumah Nurhayati di Perumahan Purwosari, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Wonogiri. Sugimin mengeluh sakit diare. Nurhayati mempunyai ide meracuni Sugimin melalui kapsul obat diare merek Diapet. Pukul 04.00 WIB Nurhayati memberi Sugimin sebutir kapsul Diapet yang di dalamnya telah diisi racun tikus. Racun bereaksi, Sugimin mengeluh perutnya sakit. Pukul 06.00 WIB Nurhayati membawanya ke RS Marga Husada Wonogiri. Sugimin dirawat selama dua hari. 13 April Nurhayati membawa Sugimin pulang karena kasihan. Saat itu Nurhayati memberi tahu suaminya, Nurwanto, bahwa dirinya telah meracuni Sugimin. Pada saat yang sama Nurwanto menyarankan istrinya memulangkan Sugimin ke Sragen. Nurwanto menyatakan tak ingin terlibat masalah sehingga tak turut campur urusan mereka. Pada hari itu juga Nurhayati membawa Sugimin ke Sragen melalui Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, menggunakan mobil rental. Sesampainya di Bekonang, niat Nurhayati ingin membunuh Sugimin kembali muncul. Saat di mobil dia memberi Sugimin sebutir kapsul obat diare berisi racun tikus. Racun bereaksi cepat. Saat itu juga Nurhayati membawa Sugimin ke RS dr. Oen Solo Baru, Sukoharjo, karena tersangka merasa kasihan dan masih sayang. Sugimin dirawat di RS itu hingga 15 April. Setelah membaik, Nurhayati membawa Sugimin ke rumah saudaranya di Giriwoyo, Wonogiri menggunakan taksi online, malam hari. Dalam perjalanan Nurhayati kembali memberi Sugimin racun. Kali itu dia memberi dua butir kapsul obat diare yang di dalamnya berisi racun tikus. Kondisi Sugimin langsung parah. Sesampainya di rumah saudaranya, Sugimin sesak napas dan mulutnya mengeluarkan busa. Saudara Nurhayati lalu memintanya membawa Sugimin ke RSUD Wonogiri. Saat itu taksi online yang sebelumnya ditumpangi Nurhayati dan Sugimin sudah pergi. Karena tak ada kendaraan, Nurhayati menghubungi bapaknya, Mugiono. Nurhayati meminta Mugiono menjemput dan mengantarkannya ke RSUD. Mugiono lalu menghubungi Nurwanto. Nurwanto dan Mugiono lalu menuju Giriwoyo menggunakan mobil Nurwanto. Sesampainya di Giriwoyo, Nurhayati bergegas membawa Sugimin ke RSUD menggunakan mobil suaminya. Nurwanto dan Mugiono turut menyertai. Saat di mobil Sugimin terjatuh ke lantai mobil. Namun, Nurhayati membiarkannya. Sesampainya di RSUD, 16 April pukul 00.30 WIB, ketiganya membawa Sugimin ke IGD. Saat itu lah Nurhayati meminta Mugiono membuat cerita bahwa Sugimin ditemukan sudah dalam kondisi sakit di utara SMPN 1 Wonogiri. Lokasi itu dekat toko pakaian milik Mugiono. Cerita tersebut disampaikan kepada petugas IGD dan polisi sampai akhirnya diketahui hanya lah fiktif. 16 April sore polisi menangkap Nurhayati Nurhayati dan Sugimin pernah menikah siri pada 2016. Mereka membuka usaha konfeksi di Lingkungan Gunung Kukusan, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri Sumber: Wawancara |