Bisnis.com, BOYOLALI — Rencana jalur jalan tol Solo-Yogyakarta di wilayah Boyolali sudah terungkap. Selain melewati sembilan desa di Kecamatan Banyudono dan Sawit, jalan tol juga akan diakses dari jalan tol Trans Jawa ruas Salatiga-Kartasura serta jalan arteri Solo-Semarang.
Jalur tol Solo-Yogyakarta di wilayah Boyolali tersebut akan melintasi area persawahan, permukiman, dan gedung instansi pemerintah desa.
Salah satu gedung instansi pemerintah desa yang diperkirakan bakal terkena proyek jalan bebas hambatan tersebut adalah Balai Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit.
Hal tersebut diungkapkan camat setempat Purnawan saat ditemui di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Rabu (24/7/2019).
“Di Sawit nanti yang kena sebagian besar adalah sawah. Permukiman ada tetapi sepertinya tidak banyak. Untuk instansi, kemungkinan nanti balai desa Guwokajen akan kena,” ujarnya.
Jika ini terjadi, maka balai desa tersebut harus direlokasi dan persiapan/pencarian lokasi baru sudah dimulai secepatnya. “Ya kalau jadi kena, tentu segera dicarikan lokasi penggantinya,” imbuh dia.
Sementara itu, untuk informasi rencana pencarian lokasi baru balai desa tersebut, Pejabat (pj) Kepala Desa (Kades) Guwokajen, Pramono belum dapat dihubungi. Saat dihubungi, nomor ponselnya tidak aktif.
Baca Juga
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Guwokajen, Andi mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima kepastian lokasi di wilayahnya yang akan terlewati trase jalan tol. Sehingga pihaknya juga belum dapat memastikan relokasi balai desanya.
“Sampai sekarang belum ada penetapan trase karena masih dinamis, sehingga bisa berubah-ubah. Memang ada kabar balai desa bakal kena. Tetapi itu pun belum pasti, sehingga kami juga belum bisa berbicara banyak mengenai hal ini,” ujarnya, Jumat (26/7/2019).
Menunggu Penetapan
Sementara itu, Asisten II Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali Widodo Munir mengakui sebelum penetapan lokasi (penlok) di Jawa Tengah oleh gubernur rencana trase masih sangat dinamis. “Sebelum penlok tentu harus ada persiapan matang. Makanya sekarang trase ini sangat dinamis dan bisa bergeser,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proses besar dari pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta ini adalah penetapan lokasi, pengadaan lahan (proses ganti rugi), dan konstruksi.
Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti kepada warga khususnya yang lahannya terkena proyek jalan tol agar mengikuti proses ganti rugi dengan seksama.
Menurutnya, tim appraisal independen sudah memiliki hitungan hitungan tersendiri dalam menentukan ganti rugi tanah maupun bangunan. “Tentunya pemerintah sudah ada mekanisme tersendiri yang mengatur nilai tanah, bangunan dan sebagainya yang sesuai. Jadi ikuti appraisal saja,” ujarnya beberapa waktu saat ditemui lalu di kantornya.