Bisnis.com, MAGELANG—Sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas nasional, Candi Borobudur sudah kelebihan pengunjung. Oleh karena itu, pengembangan wisata alternatif di sekitar kawasan candi menjadi sangat penting.
Direktur Pemasaran Pariwisata BOB Agus Rochiyardi menyampaikan, pengembangan area di sekitar Candi Borobudur kian penting, karena candi sebagai warisan dunia (world heritage) sudah kelebihan beban. Kapasitas maksimal pengunjung candi sebetulnya hanya 128 orang per hari atau 21.120 orang per tahun.
Namun demikian, jumlah pengunjung Candi Borobudur membludak mencapai 4,6 juta orang per tahun, dengan komposisi wisatawan lokal 90% dan asing 10%.
“Untuk mengurangi beban Borobudur, kami prioritaskan pengembangan di sekitar kawasannya,” paparnya di Magelang, Senin (19/8/2019) malam.
BOB mengelola kawasan di sekitar Candi Borobudur seluas 309 ha. Namun, tidak semua lahan bisa dikembangkan karena meliputi perbukitan dan tebing Pegunungan Menoreh.
Ada sekitar 50 ha lahan yang dinilai paling potensial dan aman untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai sarana amenitas. Saat ini, sudah ada tiga investor yang menyatakan minat mengelola lahan tersebut.
Adapun, 259 ha lahan sekitar Candi Borobudur lainnya dikelola BOB bersama dengan Perhutani. Area tersebut akan dibuat untuk sarana rekreasi kebudayaan, petualangan (adventure), serta kesehatan dan olah raga.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi menuturkan, Borobudur merupakan magnet kuat pariwisata di Jateng. Pemprov mengarahkan pengembangan candi sebagai warisa dunia yang berkelanjutan.
Ada tiga posisi investor bila ingin menanamkan modal dan ikut mengembangkan kawasan Borobudur. Pertama, sebagai inisiator acara berskala internasional.
Kedua, investor dapat memanfaatkan destinasi baru, terutama pengembangan desa wisata. Ketiga, membuat destinasi wisata buatan.
“Itu yang kita tempatkan investor agar mau masuk,” imbuhnya.
Di desa wisata, investor dapat mengembangkan inti plasma, dan bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Artinya, peluang untuk pengembangan desa wisata masih sangat besar.
Dari sisi infrastruktur, Pemprov mendorong pengembangan waduk untuk penyediaan air baku dan air bersih. Selain itu, area sepadan Sungai Progo seluas 38 ha, yang berjarak 4,6 km dari Borobudur, dapat menjadi atraksi wisata baru.
Tarik 4,6 Juta Wisatawan, Candi Borobudur Kelebihan Beban Pengunjung
Sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas nasional, Candi Borobudur sudah kelebihan pengunjung. Oleh karena itu, pengembangan wisata alternatif di sekitar kawasan candi menjadi sangat penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

11 jam yang lalu
Semarang Night Carnival 2025 Digelar Meriah

1 hari yang lalu
Update Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jateng 2025
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
