Bisnis.com, SEMARANG — Sepanjang Januari—Oktober 2019, ekspor produk alas kaki di Jawa Tengah bertumbuh 39,55 persen, tertinggi di antara golongan barang lainnya. Hal ini terjadi seiring dengan peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Sepanjang Januari—Oktober 2019, ekspor non migas Jateng meningkat 1,56 persen year on year (yoy) menjadi US$6.851,32 juta dari sebelumnya US$6.745,96 juta.
Sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih menjadi andalan ekspor Jateng, karena menyumbang 43,55 persen atau US$2.983,78 juta dari keseluruhan penjualan. Ekspor TPT bertumbuh 7,24 persen yoy.
Adapun, sektor yang bertumbuh paling pesar adalah alas kaki, yang meningkat 39,55 persen yoy. Per Oktober 2019, nilai ekspor alas kaki sejumlah US$395,4 juta, menyumbang 5,77 persen dari keseluruhan eskpor.
“Pertumbuhan ekspor alas kaki ditopang relokasi pabrik atau penambahan pabrik baru di Jateng dalam beberapa tahun terakhir. Harapannya ke depan kinerja ekspor akan semakin meningkat,” tutur Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono, Senin (2/12/2019).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyampaikan peningkatan ekspor alas kaki sejalan dengan fenomena relokasi sejumlah pabrik ke Jateng dalam beberapa tahun terakhir. Artinya, investasi yang terjadi sudah terealisasi dalam bentuk ekspor.
“Terutama yang indutri padat karya seperti alas kaki dan tekstil, investor mereka ekspansi cukup besar di Jateng. Peningkatan investasi itu tergambar dalam peningkatan kinerja ekspor,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, per September 2019 realisasi investasi mencapai Rp47,24 triliun. Perinciannya, Penanaman Modal Asing (PMA) Rp32,27 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp14,97 triliun.
Dari sisi sektornya, investasi di bidang listrik, gas, dan air mendominasi PMA sebesar US$1,87 miliar atau 87 persen. Selanjutnya, industri barang dari kulit dan alas kaki mencapai US$58,83 juta.
Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri menyampaikan tren investasi industri kulit dan alas kaki cenderung bertumbuh pada 2019, dari terutama dari sisi PMA. Lokasi industri barang dari kulit dan alas kaki terutama tersebar di 7 kabupaten/kota, seperti Jepara, Salatiga, Rembang, Ungaran, Brebes, Magelang, dan Demak.
Wakil Bupati Pati Saiful Arifin atau akrab disapa Safin menyebutkan pihaknya sudah melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) atau pernyataan kepeminatan dengan manajemen PT Handal Sukses Karya.
Handal Sukses Karya merupakan perusahaan PMA asal Korea Selatan yang bergerak di sektor alas kaki. Rencananya, perusahaan bakal mendirikan pabrik dengan nilai investasi Rp2 triliun.
“Investor ini berminat mendirikan pabrik sepatu di Kecamatan Batangan, Pati, dengan nilai investasi Rp2 triliun,” ujarnya.
Wali Kota Salatiga Yulianto menyampaikan wilayahnya menjadi salah satu lokasi yang terimbas berkah perkembangan bisnis alas kaki. Satu perusahaan yang sudah berkomitmen mengembangkan pabrik ialah PT Selalu Cinta Indonesia (SCI).
SCI membenamkan investasi senilai Rp700 miliar untuk ekspansi pabrik tahap II di atas lahan seluas 30 hektare (ha). Pembangunan pabrik di Kec. Argomulyo itu direncanakan rampung pada awal 2020.
“Kami menjadi salah satu daerah yang ketiban berkah, dengan adanya ekspansi atau pemindahan pabrik alas kaki,” tuturnya.
Sebelumnya pabrik SCI dapat menyerap tenaga kerja 8.000 orang. Bila pabrik tahap II selesai, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 20.000 orang.
Selain itu, pimpinan PT Parkland World Indonesia Nyan Kim mengatakan perusahaan asal Korea Selatan itu berinvestasi Rp2,1 triliun pada 2015 untuk pengembangan pabrik sepatu bermerek Adidas di Jepara. Seluruh produk tersebut dijual ke pasar mancabegara.
Tingkat produksi mencapai 2 juta pasang sepatu per bulan, dan memberdayakan 15.000 karyawan. Ke depannya, perusahaan berencana mengucurkan dana US$50 juta (sekitar Rp700 miliar) untuk ekspansi pabrik.
Menurutnya, ketertarikan perusahaan asing berinvestasi di Jateng disebabkan kemudahan perizinan, ketersediaan tenaga kerja, penawaran insentif, dan iklim investasi yang kondusif.
Tabel Kinerja Ekspor Jawa Tengah Januari—Oktober 2019 (US$ juta)
Baca Juga
No. | Golongan Barang (HS) | Jan-Okt 2018 | Jan-Okt 2019 | Pertumbuhan ( persen) | Kontribusi ( persen) |
1 | Pakaian jadi bukan rajutan 62 | 1.579,61 | 1.693,97 | 7,24 | 24,72 |
2 | Barang-barang rajutan 61 | 758,68 | 792,57 | 4,47 | 11,57 |
3 | Kayu, barang-barang dari kayu | 861,31 | 756,56 | -12,16 | 11,04 |
4 | Perabot, penerangan rumah 94 | 535,02 | 553,64 | 3,48 | 8,08 |
5 | Serat stafel buatan 55 | 590,62 | 497,24 | -15,81 | 7,26 |
6 | Alas kaki 64 | 283,35 | 395,4 | 39,55 | 5,77 |
7 | Mesin, peralatan listrik 85 | 272,4 | 263,03 | -3,44 | 3,84 |
8 | Barang dari kulit 42 | 171,51 | 235,43 | 37,27 | 3,44 |
9 | Bulu unggas 67 | 193,61 | 164,25 | -15,16 | 2,4 |
10 | Kapas 52 | 160,75 | 145,33 | -9,28 | 2,13 |
| Barang lainnya | 1.339,1 | 1.353,4 | 1,07 | 19,75 |
| TOTAL | 6.745,96 | 6.851,32 | 1,56 | 100 |