Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawa Tengah Dorong Implementasi Ekonomi Sirkular secara Berkelanjutan

Baru 2,6 juta ton sampah yang berhasil dikelola di Jawa Tengah. Padahal, masih ada nilai ekonomi yang bisa digali dari tumpukan sampah tersebut.
Widi Hartanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, membuka Circular Economy Forum 2025 yang digelar di Kota Semarang pada Rabu (16/7/2025)/Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Widi Hartanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, membuka Circular Economy Forum 2025 yang digelar di Kota Semarang pada Rabu (16/7/2025)/Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong implementasi ekonomi sirkular, khususnya dalam aktivitas industri yang menyisakan sampah kemasan.

Langkah tersebut menjadi salah satu strategi untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Masih ada 37% sampah yang terbuang ke lingkungan, masih ada pembakaran sampah, ditimbun di pekarangan. Ini perlu ditreatment, perlu upaya yang sangat besar untuk menangani masalah sampah sampai ke tingkat desa," ucap Widi Hartanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, saat membuka Circular Economy Forum 2025 yang digelar di Kota Semarang pada Rabu (16/7/2025).

Widi mengungkapkan, komposisi sampah yang diproduksi Jawa Tengah didominasi sampah organik, yaitu sampah makanan yang punya persentase sebesar 40% dari total keseluruhan sampah yang dibuang.

Adapun 20% sampah yang terbuang adalah sampah plastik, dan sisanya sampah kertas dan karton.

Dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, tumpukan sampah itu sebetulnya masih memiliki nilai ekonomi tersendiri.

"Botol minuman kemasan itu bisa dijual, termasuk kertas, koran itu bisa. Sebenarnya semua bernilai ekonomi, hanya tinggal kita mau enggak untuk melakukan pemilahan di rumah," tutur Widi.

Untuk itu, Widi memberikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan Circular Economy Forum 2025.

"Forum ini menjadi langkah yang strategi dan saya memberikan apresiasi atas forum yang diinisiasi oleh para pelaku usaha ini," ucapnya.


1752656130_445fc888-c3fd-4c19-8cc8-5323aa157082.
1752656130_445fc888-c3fd-4c19-8cc8-5323aa157082.

Kegiatan talkshow sebagai rangkaian dari acara Circular Economy Forum 2025 yang digelar Rabu (16/7/2025) di Kota Semarang./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Circular Economy Forum 2025 diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia dan DLHK Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan dari Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dan Kawasan Industri Wijayakusuma.

Acara ini melibatkan pelaku usaha, akademisi, asosiasi, juga kelompok masyarakat untuk mendorong implementasi ekonomi sirkular secara berkelanjutan di Jawa Tengah.

Prof. Amin Pujiati, Pakar Ekonomi Lingkungan sekaligus Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang (Unnes), menjelaskan bahwa ekonomi sirkular dapat menjadi alternatif solusi pengelolaan sampah di Jawa Tengah. Namun demikian, prinsip tersebut masih menyisakan sejumlah tantangan untuk bisa diterapkan.

"Kendala terbesar saat ini adalah keterbatasan sumber daya manusia dan kesadaran. Jadi, penanganan limbah ini paling banyak dibuang, yang dikelola hanya sedikit saja. Dalam konteks ekonomi sirkular pada sektor pangan, yang sudah banyak dilakukan itu adalah repurpose," jelas

Kendala itu pula yang menjadikan implementasi ekonomi sirkular terkesan tidak banyak memberikan dampak positif.

"Ekonomi sirkular ini sebetulnya besar sekali dampaknya. Data PDRB itu nilai tambah dari ekonomi sirkular itu ada, tetapi karena ini belum serentak semua maka dampaknya secara spasial terlihat kecil," lanjutnya.

Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) menjadi salah satu perusahaan yang telah berhasil menerapkan prinsip ekonomi sirkular tersebut.

Regional Public Affairs Manager CCEP Indonesia, Armytanti Hanum Kasmito, mengungkapkan mekanisme pengelolaan sampah kemasan di perusahaan itu dimulai dengan upaya untuk mengumpulkan kembali plastik kemasan yang diproduksi melalui Collection Center yang dibangun di beberapa lokasi.

Ada 36 Collection Center yang telah dibangun CCEP di Indonesia, 3 di antaranya berada di Jawa Tengah.

Sepanjang 2024, CCEP berhasil mengelola 30.000 ton sampah plastik yang dikumpulkan melalui fasilitas Collection Center tersebut.

"Itu sudah lebih dari 50% total kemasan plastik yang kami produksi. Tetapi, kami tidak bisa bilang semua itu kemasan plastik dari kami, karena kami tidak eksklusif dalam mengolah limbah," jelas Armytanti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper