Bisnis.com, SEMARANG - Optimalisasi kawasan pantai utara Jawa Tengah bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi Jateng yang beberapa waktu ke depan ditargetkan berada di angka 7%.
Ekonom senior Indef Enny Sri Hartati mengungkapkan bahwa potensi pantura sangat besar untuk dikembangkan. Selain perikanan, kawasan ini menjadi salah satu tujuan investasi khususnya industri manufaktur.
"Ada tren peralihan atau relokasi industri dari Jawa Barat ke Jawa Tengah khususnya karena upah yang lebih murah," kata Enny, Selasa (21/1/2020).
Enny menyebut berbagai peluang tersebut perlu ditangkap dengan berbagai terobosan. Proyek-proyek besar yang bakal dibangun seharusnya memperhitungkan keperluan untuk mendukung pengembangan kawasan tersebut.
"Misalnya optimalisasi pelabuhan Tanjung Emas, atau pembangunan industri perikanan di beberapa daerah itu yang diperlukan," ujarnya.
Seperti diketahui, dalam beberapa tahun ke depan sekitar 270 proyek senilai Rp353,4 triliun bakal menyebar ke penjuru Jawa Tengah (Jateng). Rencana pelaksanaan proyek tersebut menjadi strategi pemerintah guna mempercepat roda perekonomian Jateng.
Kendati demikian, hasil identifikasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dari 270 proyek yang diusulkan hanya 107 proyek yang akan masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
Dalam dokumen yang diterima Bisnis, 107 proyek yang bakal masuk RPJMN dibagi dua kategori yakni 68 proyek yang telah memiliki keterkaitan dengan major project atau proyek utama dan 39 lainnya diakomodasi dalam matriks pembangunan RPJMN 2020 - 2024.
Dokumen itu juga mengungkapkan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ada tiga kawasan yang menjadi bagian prioritas percepatan pembangunan. Pertama, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur salah satu proyek utamanya di Borobudur. Kedua, pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK). Ketiga, Pengembangan Kawasan Industri Brebes (KIB).