Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

2020, Jateng Optimistis Raih Investasi Rp70 Triliun

Target tersebut sejalan dengan ambisi Pemprov Jateng yang menginginkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2023
Alif Nazzala Rizqi
Alif Nazzala Rizqi - Bisnis.com 22 Januari 2020  |  19:20 WIB
2020, Jateng Optimistis Raih Investasi Rp70 Triliun
Ilustrasi kawasan industri. - Dok. Kemenperin

Bisnis.com, SEMARANG - Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng Ratna Kawuri optimistis pada tahun 2020 Investasi yang masuk ke Jateng dapat mencapai Rp70 triliun. 

Menurutnya, target tersebut sejalan dengan ambisi Pemprov Jateng yang menginginkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2023 nanti. Sehingga, Investasi yang masuk harus digenjot sebanyak mungkin.

"Target saya Investasi sebesar Rp70 triliun dapat masuk ke Jateng tahun 2020. Sebab, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen investasi yang masuk harus besar," kata Ratna Kawuri Rabu (22/1/2020).

Adapun, sampai triwulan III 2019 investasi yang masuk ke Jawa Tengah mencapai Rp47,24 triliun.

Dia menjelaskan, capaian tersebut adalah 99,6 persen atau hampir menyentuh target investasi Jateng 2019 sebesar Rp47,42 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 investasi yang masuk hanya Rp41,94 triliun.

"Cukup bagus untuk pencapaian akhir triwulan ke III, sebab investasi yang masuk naik 13% atau lebih banyak Rp5,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Ratna.

Untuk jumlah proyek investasi lanjut Ratna terdapat 3.959 proyek yang terdiri dari proyek penanaman modal asing (PMA) sebanyak 1.462 dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 2.497 proyek.

Menurutnya, capian tersebut naik 53 persen atau 1.376 proyek lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Berdasarkan lokasi kabupaten/kota penyumbang proyek terbanyak untuk PMA yakni Kabupaten Jepara, Batang, Semarang, Brebes dan Kota Semarang. Sedangkan penyumbang terbesar proyek PMDN ada di Kabupaten Cilacap, Sukoharjo, Semarang, Boyolali dan Kota Semarang," jelasnya.

Dikatakan Ratna, pemilihan lokasi oleh para investor tidak terlepas dari berbagai pertimbangan seperti ketersediaan lahan dengan harga yang sesuai, penetapan UMK, kemudahan transportasi dan komitmen pemerintah daerah.

Sektor usaha seperti listrik, air dan gas masih mendominasi investasi PMA di Jateng dengan kontribusi 87 persen sedangkan industri kulit dan alas kaki 3 persen, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi 2 persen, industri tekstil 2% dan industri makanan 2 persen. 

"Untuk PMDN sektor listrik air dan gas berkontribusi 56 persen, industri makanan 8%, kawasan industri dan perkantoran 6% jasa lainnya 6 persen dan industri tekstil 4 persen, tambahnya. 

Lebih lanjut Ratna menjelaskan Jepang masih menjadi negara dengan investor terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi 89% diikuti Korea Selatan 3 persen, Tiongkok 1 persen, Singapura 1 persen serta Hongkong 1 persen. 

Sementara itu lanjut dia, untuk triwulan ke IV tahun 2019 pihaknya belum merilis berapa total investasi yang masuk karena data masih berada di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

investasi daerah jateng
Editor : Rustam Agus

Artikel Terkait



Berita Terkini

Terpopuler

Banner E-paper
back to top To top