Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong UMKM Jawa Tengah untuk mampu ekspor terutama di pasar Amerika Serikat. Salah satunya dengan menggelar seminar bertema “Identifying Market Trends Market Readiness Company Worksheet“, di Balai Pelatihan Koperasi dan UMKM, Rabu (19/2/2020).
Kegiatan yang dihelat Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah tersebut diikuti sekitar 102 peserta dari pelaku UMKM. Di antaranya fesyen, handycraft, furnitur, dan lainnya.
Peserta secara langsung mendapat materi dari Jennifer Issacson, seorang konsultan dan kurator asal Amerika Serikat. Yakni materi tentang strategi untuk perajin dan pemimpin memasuki pasar bebas. Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari 19-20 Februari 2020, juga dilakukan kurasi produk UMKM. Bagi yang lolos kurasi nantinya akan mendapat pembinaan supaya dapat bersaing di pasar Amerika Serikat.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menuturkan, ada UMKM di Jawa Tengah yang sudah mengekspor produknya ke luar negeri. Namun, masih banyak yang belum.
“Kegiatan ini sebagai media untuk menyalurkan produk kita ke luar negeri. Memasarkan produk kita ke pasar ekspor,” kata Taj Yasin melalui siaran persnya.
Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini juga menyampaikan pentingnya berkomunikasi secara intens antara pelaku, pemerintah daerah, dan lembaga terkait lain, untuk kemajuan UMKM Jawa Tengah.
Baca Juga
“Bisa dibicarakan dengan baik, untuk peningkatan kualitas, kemasannya menarik, dan pangsa pasar yang tepat. Pentingnya mematenkan produk kita, jangan sampai diakui oleh orang lain,” terangnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati mengatakan, pelaku UMKM perlu mendapat pelatihan untuk mengembangkan produk dan manajemennya.
“Tapi pelatihan saja tidak cukup, masih butuh pendampingan. Jadi, konsultan atau pendamping itu sangat penting,” paparnya.
Sayangnya, kata Ema, jumlah pendamping di Jawa Tengah baru 60 orang. Jumlah tersebut berbanding jauh dari jumlah UMKM yang mencapai 4,8 juta.
“Untuk itu, kita akan mengusulkan untuk ada penambahan pendamping,” terangnya.
Sekretariat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kemenlu RI, Winanto Adi menuturkan, potensi UMKM di Jawa Tengah cukup besar. Namun, kesesuaian marketnya perlu digarap lebih serius.
“Jadi ada barang yang marketnya cocok dijual di Eropa, belum tentu untuk Amerika. Jadi perlu ada modifikasi. Bisa dari produknya, packaging atau informasinya,” jelasnya.
Ditambahkan, pihaknya juga menghadirkan kurator asli dari Amerika supaya tahu pangsa pasar di sana.
“Untuk melakukan kurasi, mana yang siap dan mana yang perlu modifikasi. Kalau soal kualitas saya yakin produk Jawa Tengah berani bersaing, tapi ke mana pasarnya itu perlu diketahui,” papar Winanto.
Ia menyebut, UMKM yang lolos kurasi nanti akan diikutkan pameran di New York, Amerika Serikat pada Agustus mendatang.
“Di Amerika itu lihat fungsi, tren warna. Bu Jennifer paham itu, sehingga nanti akan tahu seperti apa di Amerika. Jadi Bu Jennifer bukan hanya kurator tapi juga menjadi konsultan,” tandas Winanto.
Sementara Jennifer Issacson menjelaskan bahwa UMKM di Jawa Tengah perlu melakukan inovasi produk. Selain peningkatan kualitas juga manajemen marketingnya.
“Saya sejak 1980 tahu Indonesia, sampai sekarang desain masih sama. Perlu ada inovasi kekinian,” ungkapnya.
Ada beberapa kunci untuk mampu bersaing produk di Amerika Serikat.
“Apakah produk sudah bisa dijual di Amerika, siapa target ideal pelanggan, bagaimana caranya produk bisa sampai ke pelanggan, alat dan bahan yang diperlukan untuk meningkatkan pasaran,” katanya. (K28)