Bisnis.com, BANTUL - Wabah Corona atau Covid-19 yang merambah sejumlah negara termasuk Indonesia, diklaim tak memengaruhi bisnis penjualan mebel dan kerajinan di DIY. Sejauh ini, salah satu komoditas andalan dari DIY adalah furnitur dan kerajinan.
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) DIY menganggap persoalan Covid-19 yang sudah merambah ke berbagai negara termasuk Indonesia, tidak berpengaruh terhadap penjualan mebel dan kerajinan dari DIY, khususnya produksi dari anggota Asmindo DIY. Bahkan Asmindo DIY menilai wabah tersebut membawa berkah karena persaingan dari Cina berkurang.
“Tahun ini malah lebih baik dari tahun lalu karena persaingan dengan China lebih sedikit. Ada positifnya,” ujar Ketua Asmindo DIY, Timbul Raharjo kepada Harianjogja.com, Selasa (3/3/2020).
Bahkan, imbuh Timbul, pameran rutin juga akan tetap digelar seperti biasa, salah satunya adalah International Furniture Fair Singapore (IFFS) yang tetap dilaksanakan pada 14-17 Maret mendatang. Timbul yang merupakan bagian dari panitia penyelenggara kegiatan pameran tersebut menyebut beberapa buyer sudah mengonfirmasi untuk datang ke acara pameran itu.
Selain melalui pameran, Timbul mengaku sejumlah buyer juga berencana datang ke Indonesia dan meminta produk karena mereka juga membutuhkan barang untuk dijual kembali di negaranya masing-masing, beberapa di antaranya adalah dari Jerman dan Australia.
Sejauh ini negara ekspor mebel dan kerajinan dari Asmindo DIY sebagian besar dikirim ke Eropa dan Amerika, “Jadi tamu tetap datang ke kami, karena mereka butuh untuk jualan juga,” kata dia.
Menurut Timbul, selama ini memang ada persaingan bisnis mebel antara Indonesia dan China. Akan tetapi, dia mengklaim produk mebel dan furnitur dari Indonesia khususnya DIY tetap banyak diminati masyarakat internasional. Pasalnya bahan baku produk dari DIY memiliki kekhasan serta nilai artistik yang tinggi. “Seperti misalnya mebel dari akar pohon jati, meja tebal dari kayu, dan rotan yang sulit ditemukan di berbagai negara, termasuk China,” kata pemilik Timbul Art Gallery tersebut .
Pengusaha kerajinan yang memproduksi patung logam dan kayu ini menyatakan dalam tiga bulan terakhir dia mampu mencatatkan nilai transaksi pesanan mencapai sekitar Rp1 miliar. Jumlah transaksi tersebut diakui dia juga dialami oleh hampir semua pengusaha anggota Asmindo DIY.