Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan farmasi PT Phapros Tbk. (PEHA) menjalankan kebijakan pembatasan sosial dan pemanfaatan teknologi sebagai upaya antisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami mengatakan bahwa pihaknya mengoptimalkan penggunaan teknologi komunikasi untuk mengurangi kontak langsung dengan pihak lain.
“Kegiatan rapat dengan pihak lain bisa kami lakukan secara online, sehingga tidak memengaruhi operasional perusahaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/3/2020).
Perempuan yang akrab disapa Emmy ini mengatakan operasional Phapros masih berjalan normal. Perusahaan anak usaha PT Kimia Farma Tbk. ini juga menerapkan skema work from home (WFH) untuk karyawan dengan kriteria tertentu.
“Rencana work from home, kami pertimbangkan untuk kriteria karyawan dengan usia di atas 50 tahun, karyawan yang sedang hamil trimester 3, serta karyawan yang sedang sakit dan mengalami demam dengan suhu di atas 37 derajat," jelasnya.
Adapun untuk karyawan yang menggunakan transportasi umum kami kurangi jam kerjanya untuk penerapan social distancing. Kebijakan ini utamanya karyawan yang berada di “zona merah” penyebaran virus corona seperti Jakarta untuk meminimalisir penularan,
Baca Juga
Perseroan yang berdiri sejak 1954 ini juga sosialisasi ke karyawan dan pemangku kepentingan untuk menjaga imunitas tubuh dengan menjaga pola hidup sehat, olahraga yang teratur, rajin mencuci tangan terutama setelah mengunjungi area publik, menghindari alkohol dan stres, serta mengonsumsi makanan yang bergizi.
Sementara berdasar pemberitaan Bisnis, Phapros menargetkan merilis 12 produk pada 2020 termasuk ada obat dan alat kesehatan di dalamnya.
Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk. Zahmilia Akbar mengatakan portfolio produk Phapros saat ini sangat lengkap, baik dengan target segmen e-katalog untuk generik ataupun segmen reguler untuk branded etikal dan produk obat bebas.
Di pasar ekspor, dia menambahkan, strategi perseroan adalah perluasan pada market Asia Tenggara. Saat ini perseroan sudah realisasi ekspor ke Kamboja, dan proses dengan Filipina dan Myanmar.
"Target kami menjangkau di seluruh Asia Tenggara, serta sebagian Afrika khususnya Nigeria. Produk ekspor yakni produk pareto kami pastinya antimo, multivitamin, analgesik serta kami juga akan push untuk produk herbal kami," katanya.
Zahmilia pun menargetkan utilisasi pada 2020 ini mencapai di atas 75 persen.