Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Maret 2020, Impor Bahan Baku di Semarang Terus Turun

Impor bahan baku penolong di Semarang pada Maret 2020 tercatat senilai Rp3,4 triliun. Namun, impor dari China mulai berangsur membaik.
Suasana bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas (TPKS), pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat(16/1/2015)./Bisnis-Juli Nugroho
Suasana bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas (TPKS), pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat(16/1/2015)./Bisnis-Juli Nugroho

Bisnis.com, SEMARANG - Tren impor bahan baku penolong di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sampai Maret 2020 terus menunjukkan penurunan dibandingkan dua bulan sebelumnya.

Data Kantor Pengawasan & Pelayanan (KPP) Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas menunjukkkan total impor bahan baku penolong lewat Pelabuhan Tanjung Emas senilai Rp3,4 triliun.

Jumlah ini lebih rendah dibandingkan impor bahan baku pada Januari maupun Februari 2020 yang masing-masing senilai Rp4,9 triliun dan Rp4,07 triliun.

"Tren impor via pelabuhan Tanjung Emas terlihat terjadi penurunan nilai impornya," kata Kepala KPP BC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Anton Martin kepada Bisnis, Kamis (2/3/2020).

Dia menjelaskan bahwa semua pihak mesti waspada terhadap kondisi tersebut. Apalagi, saat ini Jateng dan Indonesia pada umumnya sedang sibuk menangangi wabah virus corona atau Covid-19 yang terus meluas penyebarannya.

Kendati demikian, Anton menerangkan pulihnya kondisi China juga memberi harapan akan pasokan bahan baku penolong. Impor dari China mulai berangsur membaik per akhir Maret 2020 impor bahan baku penolong dari China sebesar Rp1,04 triliun atau naik dibandingkan periode Februari 2020 sebanyak Rp752 miliar.

"Tapi perlu terus kita cermati situasi penanganan Covid-19 di tanah air khususnya kondisi dilematis kesehatan para pekerja walaupun di China sudah pulih dan tidak ada masalah terkait logistik ketersediaan bahan baku penolong untuk pabrikan (industri)," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper