Bisnis.com, BANTUL - Pemkab Bantul sudah menyediakan aplikasi pelaporan bagi pemudik dan pendatang yang baru bepergian dari luar daerah. Namun tidak semua pemudik memanfaatkan aplikasi tersebut, seperti yang terjadi di Kecamatan Bambanglipuro.
Dari 190 pemudik yang datang, hanya 82 orang yang melaporkan lewat aplikasi.
Sisanya tidak melaporkan, “Walaupun tidak melaporkan tapi pemudik dan pendatang relatif terpantau di tiap pedukuhan karena tiap pedukuhan sudah ada Satgas Covid. Jadi walaupun lolos tetap terpantau,” kata Camat Bambanglipuro, Lukas Sumanasa, saat dihubungi Harianjogja.com, Senin (20/4/2020).
Lukas mengatakan 190 pemudik itu tersebar di Desa Sumbermulyo sebanyak 72 orang, Mulyodadi 59 orang, dan Sidomulyo 60 orang. Menurut dia, para pemudik tersebut langsung melakukan karantina mandiri di rumahnya masing-masing selama 14 hari sejak kedatangan. Namun sebagian menjalani karantina di rumah karantina yang disediakan desa. Bahkan beberapa sudah selesai menjalani karantina.
Ia berujar karantina mandiri di rumah tidak menjadi persoalan sepanjang di rumah itu tidak ada anggota keluarga yang rawan terpapar virus Corona seperti lansia, balita, dan punya penyakit bawaan berat. Mereka juga tetap menjalani protokol kesehatan untuk tetap di rumah dan melaporkan kondisi kesehatannya secara berkala.
Kecuali dari luar negeri, protokolnya harus menjalani tes cepat melalui rapid test, “Hari ini tadi [kemarin] ada dari Malaysia langsung dites dan hasilnya negatif, nanti akan dites sekali lagi. Sementara yang bersangkutan melakukan karantina mandiri di rumah karena kebetulan memiliki dua rumah,” papar Lukas.
Lukas memastikan di semua desa di kecamatannya sudah menyediakan rumah karantina. Bahkan di Desa Sumbermulyo rumah karantina ada di tiap pedukuhan sebanyak 16 pedukuhan. Rumah karantina yang disediakan sebagai antisipasi jika ada pemudik yang tidak diterima masyarakat dan pemudik yang memiliki anggota keluarga yang rawan terpapar Covid.
Soal aplikasi pelaporan pelaku perjalanan, Lukas mengakui banyak pendatang dan pemudik yang tidak familiar dengan aplikasi berbasis Android tersebut. “Rata-rata malas daftar, mungkin belum familiar bagi orang tua khususnya. Kalau anak-anak muda mungkin tidak masalah,” ujar Lukas.
Sebelumnya Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan pemantauan yang dilakukan Dinas Kesehatan sejauh ini berdasarkan data yang terlaporkan melalui aplikasi. Pihaknya tidak menampik kemungkinan ada pemudik yang tidak mengisi data di aplikasi.
Sri Wahyu menyerahkan semua proses pendataan itu pada pemangku wilayah atau kecamatan, pemerintah desa, kepala dusun, hingga ketua RT. “Pendataan itu menjadi tanggung jawab pemangku wilayah,” kata dia.