Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Jawa Tengah Terkontraksi, Fokus Pulihkan Dunia Usaha

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak menjelaskan secara detail apa yang bakal dilakukan.
Sejumlah pengurus menata bungkusan sembako untuk warga kurang mampu di Cepokosawit, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Masyarakat setempat membangun lembaga sosial Lir Gumanti dengan cara gotong royong saling mengisi dan membantu dalam segi bantuan sembako untuk warga yang kurang mampu dan warga yang kehilangan pekerjaan dampak dari Covid-19./Antara-Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah pengurus menata bungkusan sembako untuk warga kurang mampu di Cepokosawit, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Masyarakat setempat membangun lembaga sosial Lir Gumanti dengan cara gotong royong saling mengisi dan membantu dalam segi bantuan sembako untuk warga yang kurang mampu dan warga yang kehilangan pekerjaan dampak dari Covid-19./Antara-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, SEMARANG — Keseriusan pemerintah dalam mengakhiri pandemi corona atau Covid-19 menjadi kunci untuk menjaga ekspektasi perekonomian.

Apalagi kinerja produk regional domestik bruto (PDRB) Jawa Tengah (Jateng) pada kuartal 1/2020 hanya sebesar 2,6 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menunjukkan hampir semua sektor penopang PDRB Jateng mengalami pelambatan atau sebagian kontraksi. Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan misalnya, dengan kontribusi sebesar 34,44 persen hanya mampu tumbuh 2,45 persen.

Padahal kuartal 1/2019 lalu sektor ini mampu tumbuh di angka 4,16 persen. Perdagangan juga mengalami nasib yang sama, dengan kontribusi ke PDRB sebanyak 13,62 persen, sektor ini hanya tumbuh 1,73 persen.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi Jateng, porsinya lebih dari 60 persen, hanya tumbuh di angka 3,46 persen. Angka ini menunjukkan adanya penurunan daya beli, karena kuartal 1/2019 konsumsi rumah tangga mampu tumbuh di angka 4,79 persen.

Setali tiga uang dengan konsumsi, ekspor - impor juga mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan. Ekspor diketahui melambat dari 7,75 persen (Q1/2019) menjadi 3,19 persen (Q1/2020). Sementara impor melambat dari 9,2 persen menjadi 2,39 persen.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kendati tak menjelaskan secara detail apa yang bakal dilakukan supaya persepsi pasar tetap positif terhadap ekonomi Jateng, dia mengaku telah menyiapkan strategi yang bakal diterapkan pasca pandemi berakhir.

"Ya pastinya (semua telah disiapkan)," kata Ganjar kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).

Ganjar tak menampik upaya pemulihan ekonomi bukan pekerjaan yang mudah, apalagi jika harus mengembalikan kepercayaan dari dunia usaha. Meski demikian, Pemprov Jateng menjamin pihaknya akan berupaya supaya kepercayaan dunia usaha bisa pulih.

Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Jateng Arif Sambodo menambahkan bahwa sejauh ini pemerintah daerah (pemda) memang belum memiliki kebijakan yang spesifik untuk mendorong pemulihan pasca pandemi Covid - 19.

"Dari Pemda belum ada, karena untuk industri besar pembina ada di pusat, mungkin yang kita fasilitasi untuk proses perizinan dan pengawasannya," jelasnya.

Arif menjelaskan sejauh ini fasilitas yang bisa diakses oleh pelaku usaha adalah paket insentif yang telah diterbitkan oleh pemerintah belakangan ini. "Kita masih mempedomani insentif yang ada di PMK No.23/2020," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper