Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Pangan Jateng Diklaim Aman Meski Perantau Pulang Kampung

Persoalan gula dan bawang putih sudah bisa diselesaikan dengan masuknya komoditi impor oleh pemerintah pusat.
Pedagang menggelar dagangannya di Pasar Pagi Bitingan, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Pemerintah setempat menata para pedagang pasar di sejumlah pasar di wilayah itu dengan menerapkan physical distancing atau jaga jarak antarpedagang serta wajib memakai masker sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19./Antara-Yusuf Nugroho
Pedagang menggelar dagangannya di Pasar Pagi Bitingan, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (5/5/2020). Pemerintah setempat menata para pedagang pasar di sejumlah pasar di wilayah itu dengan menerapkan physical distancing atau jaga jarak antarpedagang serta wajib memakai masker sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19./Antara-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan ketahanan pangan Jateng masih aman di tengah pandemi. Dari semua kebutuhan pokok, hanya gula dan bawang putih yang stoknya menipis.

Menurut Ganjar, persoalan gula dan bawang putih sudah bisa diselesaikan dengan masuknya komoditi impor oleh pemerintah pusat.

"Sekarang sudah aman, bahkan akibat bawang putih impor sudah masuk, ada 6.000 ton bawang putih milik petani di Temanggung tidak terbeli karena tidak bisa bersaing. Kami dari Pemprov dan Pemkab Temanggung sudah membuat gerakan membeli dan sekarang sudah teratasi," kata Ganjar, Selasa (5/5/2020).

Secara keseluruhan, lanjut dia, stok pangan di Jateng masih sangat aman. Bahkan meski di tengah pandemi yang membuat masyarakat terdampak serta bertambahnya penduduk akibat masuknya pemudik, stok pangan di Jateng masih relatif aman.

"Kami sudah menyiapkan skenario dan mekanismenya, termasuk memenuhi seandainya yang masuk ke Jateng lebih banyak. Entah mereka yang lolos dari PSBB dan masuk ke Jateng atau masyarakat yang kena PHK dan terdampak Covid-19. Kita semua sudah menyiapkan," jelasnya.

Setidaknya lanjut Ganjar, pihaknya memiliki tiga skenario untuk mengamankan stok pangan Jateng di tengah pandemi. Ketiga skenario itu dihitung dengan jumlah penduduk, penambahan pemudik dan kemampuan ketahanan pangan.

Skenario pertama, jika jumlah penduduk Jateng masih tetap di angka 34,5 juta jiwa, maka ketahanan stok pangan di Jateng bisa bertahan 13 bulan ke depan. Kondisi beras aman dan untuk kekurangan gula pasir dan bawang putih bisa dicukupi dari impor.

"Kalau penduduk saat ini ketambahan pemudik kira-kira 500.000-an, maka stok pangan kita bisa bertahan 11,5 bulan. Namun kalau penduduk sekarang ketambah pemudik sejuta, kalau ini terjadi maka ketahanan pangan kita stoknya jadi 11 bulan," terangnya.

Untuk itu, Ganjar tidak khawatir dengan stok pangan di Jateng. Apalagi, saat ini sudah masuk musim panen.

"Selain stok pangan, kami juga berupaya untuk mengendalikan fluktuasi harga di pasaran. Kami selalu menjaga agar fluktuasi terjaga sehingga tidak terjadi inflasi," katanya. (k28)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper