Bisnis.com, JOGJA - Omzet pedagang Pasar Kranggan Kota Yogyakarta anjlok tajam bahkan ada yang turun ningga 90 persen, setelah para penjual ikan menjadi klaster Covid-19 gara-gara supplier atau pemasok ikan dinyatakan positif Covid-19.
Perekonomian para pedagang Pasar Kranggan anjlok pasca kabar yang beredar adanya dua pedagang ikan yang terjangkit Covid-19.
Ketua Paguyuban Pasar Kranggan Waluyo kepada Harianjogja.com, Selasa (30/6/2020) mengatakan, semua pedagang pasar ikut terimbas informasi yang menurutnya tidak benar atau hoaks itu.
"Yang kena [Covid-19] itu bukan pedagang kami [Pasar Kranggan] tetapi sopir dari suplier ikan. Dia [sopir] juga tidak hanya ngantar ke Pasar Kranggan, tetapi juga pasar lainnya," kata Waluyo, Selasa (30/6/2020).
Waluyo menyampaikan, pedagang Pasar Kranggan sangat merasakan dampak buruk dari informasi yang beredar di masyarakat itu. Parahnya, informasi itu juga disebarkan oleh beberapa media massa.
"Situasi Pasar Kranggan saat ini sepi sekali karena banyak masyarakat takut ke pasar karena berita dua orang yang dikabarkan terjangkit [Covid-19] itu. Padahal sama sekali tidak [ada pedagang yang terjangkit]," tegasnya.
Hal itu dibuktikan dari hasil rapid test sebanyak dua kali kepada lebih dari 80 pedagang di Puskesmas Jetis Jogja. Dari hasil rapid test itu, satu orang reaktif tetapi setelah dilakukan swab hasilnya negatif Covid-19.
Waluyo mengatakan penjualan para pedagang mengalami penurunan drastis. Minimal, masing-masing pedagang mengalami penurunan 50%. "Bahkan ada yang sampai anjlok 90 persen," katanya.
Menurutnya kondisi itu dialami semua pedagang dari berbagai jenis komoditas yang dijual. Tidak hanya ikan segar, tetapi juga daging segar, sayuran, buah, hingga sembako.
Saat ini para pedagang tengah berupaya mengembalikan kondisi perekonomiannya. Salah satunya dengan berjualan melalui daring atau online. Kendati demikian, hanya sekitar 20% pedagang yang bisa mengakses cara tersebut.
"Selebihnya kami hanya bisa meminta bantuan dinas [Pasar] untuk membantu memulihkan kondisi kami," katanya.
Upaya untuk menjaga Pasar Kranggan bebas dari Covid-19 juga sudah lama dilakukan. Paguyuban sudah menaruh tempat cuci tangan bagi semua pengunjung di pintu-pintu. Bahkan ada petugas yang berjaga untuk menggiring pengunjung maupun pedagang yang keluar masuk pasar untuk senantiasa mencuci tangan.
"Kami sudah pasang spanduk untuk cuci tangan juga. Radio Pasar Kranggan juga sudah selalu menyiarkan untuk cuci tangan," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengungkapkan perlunya kesadaran bersama agar pasar tradisional tak menjadi tempat penyebaran Covid-19. Secara keseluruhan terdapat 12 juta pedagang dari 14.350 pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Menurut data terakhir Ikappi, 768 pedagang dari 147 pasar tradisional telah terjangkit Covid-19. Pasar Kranggan termasuk dalam pasar yang sudah terinfeksi Corona.
“Kami terus tekankan ke pedagang dan pembeli. Ekonomi tumbuh kalau kesehatan terjaga. Kalau kita mau terus berdagang, proses jual-beli berjalan, mau terus hidup, maka harus menjaga kesehatan walaupun itu sulit,” ujarnya dalam diskusi daring bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (27/6/2020).
Pasar Kranggan Kota Jogja sempat ditutup tiga hari. Upaya itu dilakukan sebagai langkah meredam penyebaran Covid - 19 setelah ditemukannya klaster bakul ikan.
Penutupan pasar yang berlokasi di Jalan P. Diponegoro, Jogja ini berlangsung mulai hari ini, Minggu (14/6/2020) hingga Selasa (16/6/2020). Spanduk penutupan pasar itu dipasang di depan pasar.