Bisnis.com, JAKARTA – Tim Task Force Kementerian Kesehatan terus melakukan peninjauan di Jawa Tengah untuk memastikan kesiapan pihak rumah sakit menangani Covid-19.
Kemenkes telah mengunjungi tiga rumah sakit yaitu RSUD Tugurejo Semarang, RSUD Sunan Kalijaga Demak, dan RSUD dr. Loekmono Kudus. Ketiganya merupakan daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi di Jawa Tengah.
Direktur Utama RSUD Tugurejo Haryadi Ibnu Junaedi mengatakan rumah sakit tersebut menjadi lini kedua rujukan Covid-19 di wilayah Jawa Tengah.
Dari segi fasilitas, RS Tugurejo sudah menyediakan 62 Tempat tidur dengan perincian 56 tempat tidur isolasi pasien, 4 ICU dan 2 NICU PICU.
Sampai saat ini tingkat keterisian sudah mencapai 28 persen, yang merawat suspek 10 orang dan terkonfirmasi positif sebanyak 16 orang.
“Kami rencananya akan perluas lagi [ruang isolasi], targetnya Pak Gubernur setiap RS Rujukan Covid-19 minimal harus punya 100 tempat tidur. Jadi kami akan dorong ke situ, agar kalau meningkat, kita siap,” kata Haryadi, sepeti dikutip dalam keterangan resmi Kemenkes, Minggu (20/9/2020).
Untuk mempermudah akses informasi data, di RSUD Tugurejo juga telah dibuat inovasi kesehatan berupa dashboard khusus tentang sistem pelaporan kasus harian.
Selain itu, pihak RS juga membentuk tim khusus yang terdiri atas dokter paru, dokter jantung dan dokter penyakit dalam. Mereka bertugas menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
“Upaya RS untuk menekan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan di lingkungan RS yakni APD lengkap bagi nakes, menyediakan tempat cuci tangan, mengatur jarak tempat duduk pasien di ruang tunggu dan mewajibkan siapa pun yang ke sini pakai masker,” terang Haryadi.
Selanjutnya, RSUD Sultan Kalijaga Demak juga telah menyiapkan 100 ruang isolasi dan 1 ICU. Direktur Utama RSUD Sultan Kalijaga Demak Deby Armawati mengatakan, dari jumlah tersebut baru terisi 16 tempat tidur.
Terdapat 301 tenaga kesehatan yang disiagakan untuk membantu penanganan perawatan pasien Covid-19.
“Kita siapkan 100 ruang isolasi dan 1 ICU. Kita yakini ini aman untuk mengantisipasi eskalasi pasien di Demak. Kita juga buat inovasi-inovasi kesehatan biar optimal menaikkan pasien sembuh,” ungkap Dewi.
Dia menjabarkan saat ini perkembangan Covid-19 masih fluktuatif. Menurutnya, tingginya kasus di Demak dipengaruhi mobilitas yang tinggi serta rendahnya tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
“Setiap populasi mobilisasinya tinggi sekali, karena kita dekat dengan Semarang ya. Selain itu juga proses penularan sekarang di rumah, tidak ada klaster pasar maupun perkantoran. Jogo tonggo [menjaga tangga] juga digalakkan di sini,” ujar Singgih.
Sementara itu, RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 lini pertama, telah menyiapkan 116 tempat tidur isolasi dan 11 ICU.
Direktur Utama RSUD dr. Loekmono Hadi sekaligus Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Aziz Achyar mengatakan per 17 September 2020, tingkat keterisian tempat tidur sebanyak 52. Sisanya masih cukup untuk mengantisipasi lonjakan pasien.
“Jika penuh, pihak RS menyiapkan 1 lantai khusus berkapasitas 27 tempat tidur di rusun yang dikelolanya. Kita pastikan ini aman. Dulu disini pernah penuh, tapi saat ini sudah menurun. Meski saat ini masih banyak yang kosong, harapannya jangan sampai ada lonjakan pasien,” terangnya.