Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indikator Ekonomi Jateng Terpantau Beri Sinyal Positif

Tingkat hunian hotel naik meski belum ada kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Tengah.
Petani memasukan hasil panen padi ke dalam karung di desa Sudimoro, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (1/10/2020). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2020 nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 101,66 atau naik 0,99 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya, Kenaikan NTP tersebut karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 0,98 persen sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,02 persen./Antara-Mohammad Ayudha
Petani memasukan hasil panen padi ke dalam karung di desa Sudimoro, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (1/10/2020). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2020 nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 101,66 atau naik 0,99 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya, Kenaikan NTP tersebut karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 0,98 persen sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,02 persen./Antara-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, SEMARANG - Sejumlah indikator ekonomi di Jawa Tengah menunjukkan sinyal pertumbuhan positif, meski ada pula tanda bahwa ekonomi menghadapi tantangan.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Tengah pada Agustus 2020 ini dilaporkan naik. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat kenaikan TPK sebesar 4,16 poin dibandingkan Juli 2020 (mtm).

Kenaikan tertinggi dicatat oleh TPK hotel bintang empat yang mengalami kenaikan 31,05 persen. Sementara kenaikan terendah dialami oleh hotel bintang satu yang hanya berada di angka 21,56 persen.

“Kalau kita melihat perkembangan di Jateng, sebenarnya kegiatan pertemuan atau MICE masih belum berjalan dengan baik. Sehingga kita tidak bisa mengindikasikan apakah perbedaan angka ini disebabkan oleh perjalanan dinas dan bisnis di Jateng,” jelas Sentot Bangun Widoyono, Kepala BPS Jateng, pada Kamis (1/10/2020).

Meskipun demikian, Sentot menjelaskan bahwa beberapa hari libur di awal dan pertengahan Agustus lalu menjadi salah satu faktor kenaikan TPK hotel di Jateng.

Sayangnya, naiknya TPK hotel di Jateng ini tidak seiring dengan kinerja sektor pariwisata yang ada. “Sampai Agustus ini kita belum mencatat kunjungan langsung wisman ke Jateng. Akibatnya, perkembangan beberapa bulan terakhir terjadi penurunan yang sangat tajam,” jelas Sentot.

Nilai Tukar Petani Naik

Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) naik setelah pada Juli 2020 menurunan.

Pada September 2020 lalu, NTP Jateng mengalami kenaikan 0,82 poin sehingga berada di angka 101.82 poin. Kenaikan ini juga terjadi di provinsi lainnya, dimana NTP Nasional berada di angka 101.66 poin, atau naik 0.99 poin.

Meskipun demikian, tidak seluruh sub-sektor mengalami kenaikan. BPS melaporkan penurunan NTP pada sub-sektor hortikultura dan peternakan, masing-masing di angka -0.29 poin dan -0.82 poin.

Penurunan ini juga terlihat di indikator NTUP, dimana sub-sektor hortikultura juga mengalami penurunan -0.49 poin sementara sub-sektor peternakan turun -0.85 poin.

Salah satu penyebab turunnya NTP dan NTUP sub-sektor hortikultura dan peternakan adalah turunnya harga beberapa komoditas di pasaran seperti jeruk, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sehingga indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan.

Indikator Ekonomi Jateng Terpantau Beri Sinyal Positif

Petani menjemur tembakau rajang di Desa Sumberejo, Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Kamis (1/10/2020). Menurut data Badan Pusat Statistik pada September 2020 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,07 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran makanan, minuman, tembakau, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan./Antara-Aji Styawan

NTP dan NTUP Jateng secara bulan ke bulan (mtm) memang mengalami kenaikan, meskipun demikian BPS memberikan catatan bahwa kenaikan ini masih berada di bawah angka NTP dan NTUP tahun lalu (yoy).

“Kalau kita perhatikan secara tren, bulan Juli-September ini NTP Jateng masih lebih rendah jika dibandingkan secara tahunan atau yoy,” jelas Sentot Bangun Widoyono, Kepala BPS Jateng, dalam press release berita resmi statistik yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (1/10/2020).

Inflasi dan Deflasi

September ini Jawa Tengah inflasi sebanyak 0,04 persen, sehingga inflasi tahun kalender 2020 di Jateng berada di angka 0,75 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat beberapa kota seperti Cilacap, Purwokerto, Kudus, dan Tegal memang mengalami deflasi. Namun, inflasi yang terjadi di kota Surakarta dan Semarang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap indeks harga konsumen di tingkat provinsi.

Tingkat inflasi di kota Surakarta pada bulan September 2020 mencapai 0,09 persen. Sementara itu, kota Semarang mengalami inflasi sebesar 0.07 persen dan menjadi kota dengan tingkat inflasi tertinggi jika dibandingkan dengan ibukota provinsi lain di Pulau Jawa.

Harga kontrak rumah yang mengalami kenaikan menjadi salah satu faktor kenaikan inflasi di Jawa Tengah. Selain itu, dimulainya tahun ajaran baru di bulan September ini juga menyebabkan kenaikan biaya akademi atau perguruan tinggi. BPS mencatat kenaikan harga perguruan tinggi ini juga terjadi di 19 kota lainnya di Indonesia. Selain itu, BPS Jateng juga mencatat beberapa komoditas lain yang ikut menyumbang inflasi di Jateng seperti minyak goreng, bawang putih, dan kue kering berminyak.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan indeks harga konsumen di tingkat nasional yang mengalami deflasi. BPS mencatat pada bulan September, terjadi deflasi -0.05 persen. Deflasi ini terjadi di 56 kota di Indonesia, sementara 34 kota lainnya mengalami inflasi.

Selain kota Semarang, BPS juga mencatat beberapa kota lain di pulau Jawa ikut mengalami inflasi di bulan September 2020, di antaranya Yogyakarta (0.03 persen), dan DKI Jakarta (0.02 persen).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler