Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Klaster Pesantren di Banyumas, 83 Santri Dinyatakan Sembuh

Dari tes usap terhadap 631 orang di pesantren tersebut dan hasilnya sudah keluar semua, yakni 328 orang yang terkonfirmasi positif.
Anggota TNI dan relawan memasak di dapur umum yang didirikan di Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (2/9/2020). Dalam sehari dapur umum itu menyiapkan 18 ribu nasi kotak untuk mensuplai kebutuhan logistik para santri Pondok Pesantren yang sedang menjalani masa karintina massal./Antara-Budi Candra Setya
Anggota TNI dan relawan memasak di dapur umum yang didirikan di Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (2/9/2020). Dalam sehari dapur umum itu menyiapkan 18 ribu nasi kotak untuk mensuplai kebutuhan logistik para santri Pondok Pesantren yang sedang menjalani masa karintina massal./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, PURWOKERTO - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas Sadiyanto menyatakan 83 santri salah satu pesantren di Kelurahan Purwanegara Kabupaten setempat telah sembuh dari Covid-19.

"Hingga hari ini sudah ada 83 santri yang dinyatakan sembuh dari total 328 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap," katanya saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (6/10/2020).

Ia mengatakan pihaknya telah melakukan tes usap terhadap 631 orang di pesantren tersebut dan hasilnya sudah keluar semua, yakni 328 orang yang terkonfirmasi positif.

Lebih lanjut, Sadiyanto mengatakan 83 orang yang dinyatakan sembuh tersebut sebelumnya menjalani isolasi di dua rumah karantina yang berlokasi di Baturraden.

"Sebagian besar kondisi santri memang sehat (tanpa gejala, sehingga tingkat kesembuhannya tinggi, sampai hari ini (6/10) sudah 83 orang yang dinyatakan sembuh," ujarnya.

Ia mengatakan saat ini 17 santri masih menjalani perawatan di rumah sakit, sedangkan santri lainnya yang merupakan OTG masih menjalani isolasi di tiga rumah karantina yang berlokasi di Baturraden.

Ia mengakui pihaknya juga telah melakukan tes usap terhadap seorang balita berusia 1 tahun dan ayahnya yang melakukan isolasi mandiri di pesantren tersebut. "Mereka sudah dites usap dan sekarang tinggal menunggu hasilnya," kata Sadiyanto.

Sementara itu di Kabupaten Cilacap, 26 santri dari salah satu pesantren di Kecamatan Majenang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. "Dari 26 santri tersebut, 16 orang diantaranya menjalani perawatan di rumah sakit, sedangkan 10 orang lainnya diisolasi di tempat khusus, karena merupakan OTG," kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi.

Ia mengatakan kasus positif Covid-19 di kalangan santri itu ditemukan setelah salah seorang santri berobat ke Puskesmas dengan keluhan demam, batuk, dan kehilangan indra penciuman.

Oleh karena itu, pihaknya segera menindaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan penyelidikan epidemiologi dan tes usap terhadap 239 santri yang terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama sebanyak 60 santri, gelombang kedua 35 santri, dan gelombang ketiga 144 santri.

"Kami telah menerima hasil tes usap untuk 60 santri dan dari jumlah tersebut, 26 orang diantaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Kami masih menunggu hasil tes usap dari 179 santri lainnya," kata Pramseti.

Menurut dia, aktivitas di pesantren tersebut untuk sementara waktu dihentikan dan tidak boleh menerima kunjungan dari luar.

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap juga telah membuka dapur umum untuk mencukupi kebutuhan logistik warga pesantren. "Satgas Penanganan Covid-19 juga membuka posko siaga selama 24 jam di sekitar pesantren," tuturnya.

Dalam perkembangan lain, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kebumen terus mendistribusikan makanan kepada para santi di tiga pondok pesantren yang menjalani karantina mandiri. Setiap harinya, sebanyak 199.665 bungkus nasi disiapkan Tim Dapur Umum PMI.

“Kami melaksanakan tugas dari BPBD untuk membuka dapur umum untuk menyediakan makanan sekaligus mendistribusikannya ke tiga ponpes yang sekarang sedang melaksanakan karantina mandiri,” jelas Eko Purwanto, Kepala Markas PMI Kebumen. Tak hanya dibantu oleh anggota PMI, Tim Dapur Umum PMI ini juga dibantu oleh relawan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Dalam sekali masak, Tim Dapur Umum PMI menghabiskan 165 kilogram beras. “Tim dapur umum kami jadwal bergantian, untuk tim yang memasak dan tim packing kami buat berbeda dan setiap bertugas kami selalu menerapkan protokol kesehatan,” jelas Eko.

Tim Dapur Umum ini tak hanya bertujuan untuk memastikan distribusi makanan di ponpes, tapi juga memastikan asupan gizi dan vitamin dari makanan yang disiapkan. “Kami pastikan menu yang dibuat selalu ada nasi, sayuran hijau, lauk serta buah, sehingga asupan gizi terpenuhi,” ungkapnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, PMI Kebumen juga bekerjasama dengan BPBD Kebumen untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan. “Sementara ini sesuai instruksi dari BPBD, dapur umum akan dibuka selama 14 hari yakni sampai tanggal 8 Oktober 2020, namun jika nantinya diperpanjang pun, kami siap,” tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, menjelaskan bahwa di Jawa Tengah sendiri klaster pondok pesantren dan rumah tangga menjadi penyumbang angka terbanyak. “Klaster ponpes terbanyak. Itu ada di Kebumen, Cilacap, dan Banyumas,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara dan Bisnis
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper