Bisnis.com, SEMARANG - Hasil survei online yang dilakukan Bank Indonesia terhadap 916 responden UMKM binaan dan mitra, menyebutkan pandemi Covid-19 menurunkan kinerja dari 72,6% UMKM.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan, dampak terbesar terjadi pada penurunan omzet penjualan (56%), diikuti kesulitan input produksi (50%), dan kesulitan modal (35%).
"Sejalan dengan pemburukan kinerja UMKM, pertumbuhan kredit UMKM melambat dari 7,62% pada akhir tahun 2019 menjadi 0,13% pada Juli 2020, disertai peningkatan NPL dari 3,61% menjadi 4,33% pada posisi yang sama," katanya melalui siaran pers Jumat (9/10/2020).
Sementara itu, lanjutnya jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19 ini, UMKM seringkali disebut sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
"Mengacu pada data Kementerian Koperasi dan UKM, proporsi UMKM dalam perekonomian Indonesia cukup signifikan yaitu mencapai 61,07% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mendominasi 99,99% jumlah unit usaha nasional, dan memiliki andil terhadap penyediaan lapangan kerja bagi 97% tenaga kerja Indonesia," ujarnya.
Dia menambahkan, peluang untuk memperbesar peranan UMKM sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi nasional masih terbuka luas. Namun demikian, upaya ini masih menghadapi kendala klasik berupa terbatasnya akses pembiayaan.
"Hal ini sejalan dengan hasil survei dampak Covid-19 terhadap UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia, bahwa dalam kondisi pandemi Covid-19 ini kendala permodalan juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM," katanya.
Dia menambahkan, keterbatasan akses pembiayaan UMKM pada dasarnya dialami oleh UMKM di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia.
"Menurut kajian World Bank, 50% UMKM tercatat memiliki hambatan pengembangan usaha berupa keterbatasan akses keuangan, dan 70% diantaranya terpantau di Emerging Market," jelasnya
Kendati demikian, sesuai laporan Asian Development Bank 2015, Indonesia dinilai jauh lebih rendah dibandingkan negara peer di Asia. Hal ini juga tercermin dari rasio kredit UMKM terhadap total kredit nasional yang hanya 19,6%.
Menyadari potensi UMKM dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan juga menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia, maka pengembangan akses keuangan bagi UMKM menjadi penting untuk dilakukan.
"Perlu adanya penguatan literasi melalui sosialisasi dan edukasi kepada UMKM mengenai alternatif pembiayaan yang mampu menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan, termasuk pembiayaan berbasis syariah," tuturnya. (k28)